Frekuensi bencana dan kecelakaan di Indonesia mengalami kenaikan sebanyak 81% selama 12 tahun terakhir. Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Forum Koordinasi Potensi Pencarian dan Pertolongan (FKP3) Nasional, Kamis (16/2/2023), di Jakarta.
Untuk itu, Jokowi mengimbau agar penanggulangan bencana harus ditingkatkan lagi. Pasalnya, harapan korban dan keluarga korban bertumpu pada kecepatan respons ketika bencana terjadi.
"Kecepatan evakuasi menentukan jumlah nyawa yang diselamatkan, ada di tangan tim SAR. Menurut saya, penggunaan teknologi percepatan dan pencarian ini sangat penting," kata Jokowi.
Jokowi menambahkan, masih banyak alat tambahan yang harus dimiliki Badan SAR Nasional (Basarnas). Misalnya saja drone penyelamatan. Sejauh ini, sudah ada drone yang dimiliki, tetapi belum ada yang spesifik untuk proses evakuasi.
Selain itu, Jokowi juga menengok ke teknologi robot ular (snake robot) yang diprakarsai Jepang. Robot ini dikendalikan melalui pengontrol jarak jauh. Disematkan banyak kamera dan sensor, robot ular bisa mendeteksi lokasi korban dengan cepat sampai ke area tersembunyi.
"Untuk efektivitas pencarian dan penolongan ini [dengan robot ular] sudah digunakan di AS dan Jepang," ujar Jokowi.
Robot lainnya yang diusulkan Jokowi adalah robot penyelam yang bisa mencapai kedalaman lebih dari 1.000 meter, serta robot yang bisa mendeteksi korban di ketinggian 3.600 meter.
"Orangnya tidak nyelam, robot yang disuruh nyelam. Lalu untuk pencarian di ketinggian 3600 meter yang sulit ini seperti iron man. Sekali lagi teknologi saat ini serba memungkinkan. Jadi untuk memproteksi personel tim SAR bisa gunakan itu," kata dia.
"Hal-hal seperti ini Basarnas harus segera miliki, saya nggak tahu anggarannya ada atau tidak. Kalau belum ada, segera diajukan, nanti tolong pak Menko, pak Seskab, Basarnas dibantu untuk peralatan," ia melanjutkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar