Agnes Gracia dikatahui sudah lima kali berhubungan badan dengan Mario Dandy. Hal tersebut diungkap saat sidang putusan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan terkait dengan kasus penganiayaan berat dan berencana terhadap korban David Ozora.
"Anak (Agnes Gracia) juga melakukan persetubuhan dengan saksi Mario Dandy Satriyo sebanyak 5 kali," kata Hakim Sri Wahyuni Batubara, Senin, 10 April 2023, kemarin.
Persetubuhan yang dilakukan oleh Agnes dengan Mario Dandy diketahui dilakukan sebelum menikah atau pranikah. Padahal dalam norma agama dan sosial di Indonesia seks pranikah tidak boleh dilakukan.
Untuk mengetahui hal tersebut, ada beberapa penjelasan ilmiah yang bisa dijelaskan. Salah satunya dibahas dalam sebuah penelitian yang berjudul "The Relationship Between Parental Monitoring and Early Adolescent Sexual Initiation: A Meta-Analysis" (Adolescent Research Review, 2015).
Penelitian ini menemukan bahwa anak-anak yang merasa diawasi secara ketat oleh orang tua cenderung menunda aktivitas seksual mereka, sedangkan anak-anak yang merasa kurang diawasi cenderung memulai aktivitas seksual lebih awal.
Seperti diketahui bahwa keluarga Agnes saat ini sakit-sakitan, sehingga Agnes tidak mendapatkan pengawasan dari orang tuanya. Terlebih Agnes seorang wanita yang rentan untuk dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggug jawab.
“Pihak keluarganya sedang sakit. Ayahnya sakit stroke,” kata pengacara Agnes Gracia, Mangatta Toding Allo dalam keteranganya, 7 Maret 2023.
Selain itu, dalam penelitian Sexual Behavior among College Students in the United States: A Review of Recent Research" (Journal of Sex Research, 2017), juga terungkap beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku seksual di antara mahasiswa, termasuk tekanan sosial, minat romantik, kurangnya pengawasan, dan kebutuhan emosional.
Terdapat juga berbagai alasan mengapa anak muda melakukan seks pranikah. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan mereka termasuk kurangnya pendidikan seksual.
Anak muda mungkin tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang seks dan kontrasepsi, sehingga mereka dapat melakukan seks pranikah tanpa mempertimbangkan risiko dan konsekuensi yang mungkin terjadi.
Padahal seks pranikah memiliki beberapa konsekuensi. Di antaranya penularan penyakit seksual seperti HIV/AIDS, herpes, klamidia, gonore, dan sifilis.
Selain itu masalah psikologis dan emosional seperti rasa bersalah, depresi, kecemasan, dan rendahnya harga diri. Ini terutama dapat terjadi jika hubungan seksual dilakukan tanpa persetujuan atau jika seseorang merasa tidak siap atau tidak nyaman.
Serta gangguan kehidupan sosial. Misalnya, hubungan seksual yang dilakukan sebelum pernikahan dapat mengganggu hubungan dengan pasangan atau keluarga, dan dapat menyebabkan konflik dan ketegangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar