Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara perihal perkembangan kasus Covid-19 yang dalam beberapa waktu terakhir perlahan mulai merangkak naik.
Berbicara usai meresmikan Program Rehabilitas Mangrove di persemaian bibit Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Jokowi menegaskan kenaikan kasus saat ini masih dalam situasi terkendali.
Jokowi mengatakan, angka positivity rate saat ini 1,03% atau berada di bawah batasan yang sudah ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni 5%. Artinya, situasi masih terkendali.
"Jadi masih pada posisi terkendali, meskipun kita tahu saya sudah minta untuk diwaspadai ada sedikit kenaikan karena kemarin masalah tiga minggu atau sebulan yang lalu karena kita lebaran. Tapi saya kira ini masih dalam posisi terkendali," kata Jokowi.
Selain angka positivity rate, Jokowi juga menekankan bahwa angka kenaikan kasus juga relatif terkendali. Jokowi kemudian mengungkap data Covid-19 yang ia miliki.
"Angkanya 20 per 100 ribu per minggu kasus, dan kita masih berada di angka 1. Jadi masih terkendali, tapi tetap kewaspadaan itu penting. Oleh sebab itu saya tekankan lagi pentingnya booster," kata Jokowi.
Sebagai informasi, Perkembangan kasus Covid-19 terus mengalami tren peningkatan di Tanah Air. Dalam tiga pekan terakhir, tercatat kasus Covid-19 Indonesia melonjak hingga 31%.
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, kemarin kasus baru Covid-19 tercatat sebanyak 556, naik dari sebelumnya 520 kasus baru.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengemukakan terjadi peningkatan kasus aktif dalam empat hari terakhir sebanyak 328 kasus.
Foto: Ilustrasi kerumunan (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki) |
"Hal ini penting untuk diwaspadai mengingat selama kurang lebih 3 bulan berturut-turut sejak gelombang Omicron kita berhasil mempertahankan kasus agar tetap stabil," kata Wiku dalam keterangan resmi
Meski demikian, kenaikan kasus belum diikuti dengan tren kenaikan tingkat keterisian tempat tidur (BOR) di rumah sakit. Selain itu, tren kematian akibat Covid-19 juga terus mengalami penurunan.
Berikut data lima provinsi dengan sumbangan kasus aktif tertinggi selama sepekan terakhir, yakni periode 29 Mei hingga 5 Juli 2022:
- DKI Jakarta: dari 923 menjadi 1.204 kasus
- Banten: dari 236 menjadi 326 kasus
- Jawa Barat: dari 443 menjadi 524 kasus
- Daerah Istimewa Yogyakarta: dari 118 menjadi 172 kasus
- Jawa Timur: dari 110 menjadi 151 kasus
Wiku mengemukakan kenaikan kasus tertinggi memang masih berada di pulau Jawa yang memiliki jumlah penduduk terbesar di Indonesia. Kenaikan kasus dipicu oleh aktivitas masyarakat yang mulai normal.
"Kelima provinsi berasal dari Pulau Jawa. Hal ini sejalan dengan penduduk Indonesia yang terpusat di Pulau Jawa, dan aktivitas masyarakat yang saat ini sudah kembali normal bisa menjadi salah satu pemicu kenaikan kasus aktif," jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar