Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa),
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)
terus berupaya meningkatkan literasi masyarakat Indonesia.
Kepala
Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo
mengatakan bahwa pemerintah wajib mendukung upaya peningkatan kualitas
SDM tersebut salah satunya melalui program Gerakan Literasi Nasional yang
praktiknya dilakukan dalam bentuk pengiriman perdana buku jenjang PAUD dan SD
ke wilayah 3T.
“Ini memang
menjadi kewajiban kita semua untuk menjalankannya amanah UUD,
mendistribusikan bahan bacaan untuk masyarakat khususnya bagi siswa yang ada di
wilayah 3T dan kami sangat berterima kasih kepada perusahaan ini dan juga PT
Pos Indonesia yang sudah bekerja secara optimal untuk menyukseskan program
ini,” tutur Imam yang disampaikan di Klaten pada Selasa (12/7).
Upaya
peningkatan literasi kata Imam, perlu dilakukan karena adanya indikasi
kehilangan pembelajaran atau learning loss yang signifikan di kalangan siswa
ditambah banyaknya siswa yang putus sekolah. Bahkan dari hasil Asesmen Nasional
Berbasis Komputer (ANBK) tahun 2021 fakta menunjukkan bahwa siswa yang berhasil
mencapai batas kompetensi minimum untuk literasi membaca yakni kurang dari 50
persen.
Menurut
Imam, jika pemerintah tidak segera membuat terobosan maka dampak dari hilangnya
pembelajaran akan terus dirasakan bahkan meski pandemi telah usai. Salah satu
upaya mendesak yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi masalah tersebut
adalah menambah ketersediaan bahan bacaan bagi siswa dengan melakukan
pencetakan dan pengiriman buku ke daerah terdepan, terluar, tertinggal (3T),
seperti wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Selain
menjadi langkah cepat, Imam menilai dalam menanggulangi penurunan kualitas
pendidikan, pencetakan dan pengiriman buku ke daerah 3T juga menjadi komitmen
untuk mengedepankan amanat Nawacita yang menekankan pentingnya membangun
Indonesia dari daerah pinggiran dengan menguatkan sisi sosial, ekonomi, dan
sumber daya manusia.
“Bila
selama ini pembangunan Indonesia terfokus hanya di kota besar saja, saatnya
sekarang pembangunan dirasakan pula oleh masyarakat Indonesia yang tinggal di
daerah 3T,” tekannya.
Lebih
lanjut, penyediaan akses terhadap buku bermutu bagi masyarakat di daerah
tersebut menurutnya merupakan salah satu upaya pemerintah mewujudkan Nawacita
sekaligus melunasi salah satu janji kemerdekaan, yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa bekerja sama dengan PT Macanan Jaya
Cemerlang, Klaten, Jawa Tengah sebagai salah satu perusahaan pemenang lelang yang
ditugaskan untuk mencetak 19.640 buku PAUD dan 2.978.450 buku SD yang menyasar
2.757 sekolah. Sementara itu, PT Pos Indonesia digandeng menjadi mitra untuk
membantu pengiriman buku ke wilayah tersebut.
Direktur
Utama PT Macanan Jaya Cemerlang, Andika Tri Anggono Yakti menuturkan
bahwa pihaknya turut mendukung program percetakan dan pengiriman buku yang
dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan literasi masyarakat. “Kami
sangat mendukung program percetakan dan pengiriman buku ini, meskipun dalam
proses produksi tentu ada kegagalan, kertas yang sobek, lemnya yang
tidak kuat, atau tulisan yang tidak terbaca dengan jelas, tetapi
kami selalu mengupayakan dan mengevaluasi sehingga menghasilkan buku-buku yang
layak dan berkualitas,” kata Andika.
Sementara
itu Deputi Operasional Wilayah 2, PT Pos Indonesia, Mohammat Basori juga
menyatakan dukungan terhadap program pemerintah. Ia berkomitmen untuk terus
memantau perkembangan pengiriman buku-buku agar tepat sasaran dan berjalan
baik.
"Ini
bukanlah kerja sama yang pertama dengan Badan Bahasa, meskipun peran kami
sangat kecil, hanya mengirimkan buku, tetapi kami sangat mendukung dan berupaya
memberikan yang terbaik,” ungkapnya optimistis.
Ketersediaan
pilihan buku yang sesuai dengan jenjang pembacanya, terutama usia dini dan SD
akan membantu meningkatkan minat baca pada anak sejak dini. Selain itu,
buku yang bermutu juga akan mendorong aktivitas membaca dan menulis, baik di
lingkungan sekolah maupun di masyarakat. Dengan kemampuan membaca yang baik,
lima literasi dasar berikutnya (numerasi, sains, digital, finansial, serta
budaya dan kewargaan) dapat ditumbuhkembangkan.
Pada
program ini, Badan Bahasa melibatkan sebanyak 32 orang fasilitator pendampingan
buku tingkat pusat, 243 orang fasilitator pendampingan buku tingkat regional,
7.609 orang fasilitator pendampingan buku tingkat kabupaten, serta para pegiat
literasi di masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar