Joko Widodo (Jokowi) mengaku pernah mengunjungi daerah tempat terjadinya kasus penembakan terhadap 31 pekerja pembangunan jalan di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. Ia menegaskan, pembangunan di Papua tetap berlanjut meski dibayang-bayangi gangguan Kelompok Kriminal Bersenjata (KBB).
Menurut Jokowi, adanya gangguan dari kelompok bersenjata tersebut menunjukkan sulitnya melakukan pembangunan di tanah Papua. Kendati terjadi insiden itu, ia menegaskan pembangunan di Papua akan terus berlanjut.
"Kita menyadari pembangunan di tanah Papua itu memang medannya sangat sulit. Dan juga masih dapat gangguan seperti itu," ujar Jokowi, di Jakarta, Selasa (4/12).
Jokowi sendiri mengaku pernah mengunjungi daerah tersebut. Menurut dia, daerah tersebut memang masuk dalam zona merah atau berbahaya.
"Kejadiannya itu terjadi di Kabupaten Nduga, dulu memang warnanya merah. Saya dulu pernah ke sana," ujarnya.
Jokowi mengaku telah menginstruksikan Kapolri dan Panglima TNI menyelidiki kasus penembakan terhadap 31 pekerja. “Saya perintahkan tadi pagi ke Panglima dan Kapolri untuk dilihat dulu karena ini masih simpang siur. Karena diduga itu, karena sinyal di sana nggak ada. Apa betul kejadian seperti itu,” ujar Jokowi.
Sebelumnya diberitakan terjadinya pembunuhan terhadap 31 pekerja pembangunan jalan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga pada Ahad (2/12). Pembunuhan tersebut diduga dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata dan menyebabkan 31 pekerja dari perusahaan milik BUMN PT Istaka Karya tewas. Hingga saat ini, jenazah para korban tersebut belum dapat dievakuasi lantaran lokasinya yang terisolasi dan jauh dari ibu kota.
Kapolda Papua Inspektur Jenderal Polisi Martuani Sormin Siregar menyatakan, belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut perihal perkembangan kasus penembakan 31 pekerja PT Istaka Karya tersebut. Martuani mengaku akan mengecek langsung lokasi kejadian serta melakukan penyelidikan langsung atas kebenaran informasi yang telah menyebar.
“Kita sedang mengecek, anggota kita belum sampai di TKP jadi kita belum bisa pastikan itu, saya juga baru mau berangkat terbang ke Wamena,” ujar Martuani
Joko Widodo (Jokowi) mengaku pernah mengunjungi daerah tempat terjadinya kasus penembakan terhadap 31 pekerja pembangunan jalan di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. Ia menegaskan, pembangunan di Papua tetap berlanjut meski dibayang-bayangi gangguan Kelompok Kriminal Bersenjata (KBB).
Menurut Jokowi, adanya gangguan dari kelompok bersenjata tersebut menunjukkan sulitnya melakukan pembangunan di tanah Papua. Kendati terjadi insiden itu, ia menegaskan pembangunan di Papua akan terus berlanjut.
"Kita menyadari pembangunan di tanah Papua itu memang medannya sangat sulit. Dan juga masih dapat gangguan seperti itu," ujar Jokowi, di Jakarta, Selasa (4/12).
Jokowi sendiri mengaku pernah mengunjungi daerah tersebut. Menurut dia, daerah tersebut memang masuk dalam zona merah atau berbahaya.
"Kejadiannya itu terjadi di Kabupaten Nduga, dulu memang warnanya merah. Saya dulu pernah ke sana," ujarnya.
Jokowi mengaku telah menginstruksikan Kapolri dan Panglima TNI menyelidiki kasus penembakan terhadap 31 pekerja. “Saya perintahkan tadi pagi ke Panglima dan Kapolri untuk dilihat dulu karena ini masih simpang siur. Karena diduga itu, karena sinyal di sana nggak ada. Apa betul kejadian seperti itu,” ujar Jokowi.
Sebelumnya diberitakan terjadinya pembunuhan terhadap 31 pekerja pembangunan jalan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga pada Ahad (2/12). Pembunuhan tersebut diduga dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata dan menyebabkan 31 pekerja dari perusahaan milik BUMN PT Istaka Karya tewas. Hingga saat ini, jenazah para korban tersebut belum dapat dievakuasi lantaran lokasinya yang terisolasi dan jauh dari ibu kota.
Kapolda Papua Inspektur Jenderal Polisi Martuani Sormin Siregar menyatakan, belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut perihal perkembangan kasus penembakan 31 pekerja PT Istaka Karya tersebut. Martuani mengaku akan mengecek langsung lokasi kejadian serta melakukan penyelidikan langsung atas kebenaran informasi yang telah menyebar.
“Kita sedang mengecek, anggota kita belum sampai di TKP jadi kita belum bisa pastikan itu, saya juga baru mau berangkat terbang ke Wamena,” ujar Martuani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar