Indonesia diperkirakan mendapatkan 'durian runtuh' atau keuntungan yang besar dari sektor nikel mencapai US$ 30 miliar atau Rp 450-an triliun (kurs Rp 15.300-an per dolar AS) pada tahun 2022 ini.
Keuntungan besar yang akan didapat negara pada tahun ini itu imbas dari kesuksesan pemerintah melakukan hilirisasi sektor nikel. Di mana, pemerintah melarang ekspor bijih nikel dan melakukan kegiatan ekspor melalui nikel bernilai tambah lewat hilirisasi.
Menteri Investasi atau Kepala Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menyebutkan, sejak pemerintah melarang ekspor bijih nikel ke luar negeri, pemerintah mewajibkan untuk melakukan ekspor nikel melalui barang bernilai tambah lewat hilirisasi.
Hasilnya, pendapatan negara dari ekspor barang bernilai tambah itu melejit secara signifikan. Bahlil merinci, pada tahun 2017 ketika ekspor dilakukan melalui barang mentah, Indonesia hanya mendapatkan US$ 3,3 miliar. Kemudian meningkat di tahun 2021 mencapai US$ 21 miliar. "Dan tahun 2022 US$ 30 miliar," ungkap Bahlil.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada, Selasa (11/10/2022) juga memamerkan kesuksesannya dalam hal hilirisasi pertambangan nikel. Pasca izin ekspor bijih nikel disetop, RI kata Jokowi ketiban durian runtuh hingga mencapai Rp 360 triliun melalui hilirisasi nikel menjadi barang bernilai tambah.
Presiden Jokowi menyatakan, bahwa sebelum ekspor bijih nikel dilarang ekspor, pendapatan negara yang didapat dari sektor nikel ini hanya mencapai Rp 15 triliun.
"Ini sekarang sudah melompat di angka Rp 360 triliun dari Rp 15 triliun. Itu baru satu komoditi, satu barang," terang Presiden Jokowi dalam BNI Investor Daily Summit 2022, Selasa (11/10/2022).
Oleh karena itu, untuk mengulang kesuksesan pelarangan ekspor nikel. Kelak, Presiden Jokowi juga akan melarang kegiatan ekspor timah, bauksit hingga tembaga.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyebutkan bahwa, dalam hal pelarangan ekspor nikel itu, Indonesia digugat oleh Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO).
Presiden Jokowi menyebutkan bahwa Indonesia kemungkinan kalah akan gugatan WTO tersebut, namun ia menilai bahwa yang terpenting dengan melakukan penyetopan ekspor nikel mentah, Indonesia bisa mengubah tatakelola nikel di dalam negeri.
"Kelihatannya kita kalah (gugatan) tapi tidak apa-apa, industri kita akhirnya sudah jadi. Jadi kenapa takut? kalah tidak apa-apa syukur bisa menang," terang Jokowi dalam acara Sarasehan 100 Ekonomi oleh INDEF dan CNBC Indonesia, Rabu (7/9/2022).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar