Rabu, 16 November 2022

DI TANGAN JOKOWI INDONESIA AKHIRNYA BISA TAKLUKAN CHINA

Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan non-migas dengan China selama dua bulan beruntun. Ekspor Indonesia ke Beijing juga melonjak dua kali lipat dibandingkan sebelum pandemi Covid-19.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan ekspor non-migas Indonesia ke Beijing menembus US$ 6,25 miliar sementara impor menembus US$ 5,2 miliar pada Oktober 2022. Dengan demikian, ada surplus pada neraca perdagangan non-migas sebesar US$ 1,045 miliar pada bulan lalu.

Nilai ekspor non-migas ke China melesat 1,50% (month to month/mtm) dan 5,5% (year on year/yoy). Surplus pada Oktober 2022 bahkan hampir tiga kali lipat dibandingkan yang tercatat pada September 2022 yakni US$ 462,1 juta.

Sejak perjanjian dagang ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) berlaku pada 2004, surplus perdagangan non-migas dengan China adalah hal yang sulit terjadi. Besarnya impor dari Negara Tirai Bambu membuat Indonesia harus menumpuk defisit demi defisit. Defisit bahkan menembus US$ 18, 41 miliar pada keseluruhan tahun 2018.

Dilihat dari data bulanan, Indonesia hanya tujuh kali membukukan surplus dengan Beijing sepanjang 2019-2022. Yang menarik, semua surplus terjadi setelah pandemi Covid-19.

Ekonomi China yang melambat serta lonjakan harga batu bara berperan besar dalam surplus tersebut.

Surplus pertama pasca pandemi, terjadi pada Oktober 2020. Pada periode tersebut, Indonesia membukukan surplus dengan China sebesar US$ 58,6 juta.

Indonesia kembali membukukan surplus perdagangan non-migas dengan China pada September 2021 dan Oktober 2021 masing-masing sebesar US$ 105,8 juta dan US$ 1,31 miliar pada Oktober 2021.

Tidak tanggung-tanggung, ekspor non-migas Indonesia melonjak 107,2% (yoy) dan melesat 30,3% (mtm).

Pada tahun ini, Indonesia sudah empat kali membukukan surplus perdagangan non-migas dengan China.  Surplus pertama terjadi pada Maret 2022 yang tercatat US$ 171,6 juta dan meningkat menjadi US$ 383,9 juta pada April 2022.

Indonesia kembali mencatatkan impresif dengan membukukan surplus dua bulan beruntun pada September dan Oktober 2022.

Satu catatan impresif lain pada tahun ini adalah lonjakan ekspor ke Negara Tirai Bambu.

Nilai ekspor non-migas Indonesia ke Beijing terus melesat dari US$ 3,51 miliar pada Januari 2022 menjadi US$ 6,25 miliar pada Oktober 2022.  Nilai ekspor pada Oktober bahkan dua kali lipat lebih besar dibandingkan periode sebelum pandemi Covid-19 yang tercatat US$ 2,8 miliar pada Oktober 2019.

Batu Bara Jadi Primadona Ekspor ke China

Secara keseluruhan, ekspor non-migas Indonesia ke China pada Januari-Okotber 2022 menyentuh US$ 51,48 miliar.  Nilai ekspor tersebut sudah melewati pencapaian keseluruhan 2021 yang mencapai US$ 51,09 miliar.

Nilai ekspor non-migas Indonesia ke China yang sudah melewati angka US$ 51 miliar pada periode Januari-Oktober belum pernah tercatat sebelumnya.

 

Pada periode Januari-Oktober pra-pandemi 2018-2019, nilai ekspor non-migas ke China baru mencapai kisaran US$ 23 miliar. Artinya, nilai ekspor non-migas ke Beijing pada Januari-Oktober 2022 sudah mencapai dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan periode sebelum pandemi.

Lonjakan ekspor dan surplus perdagangan non-migas dengan China tidak bisa dilepaskan dari tingginya permintaan batu bara, produk minyak sawit (CPO), dan besi dan baja.

Surplus perdagangan non-migas dengan China pada September 2021 dan Oktober 2021 dibantu oleh krisis energi di China. Negara Tirai Bambu dilanda krisis energi yang membuat mereka meningkatkan impor batu bara dan CPO secara besar-besaran.

Volume impor batu bara China pada Oktober 2021 melonjak 96,2% (yoy) menjadi 26,9 juta ton. Impor pada September lebih besar lagi yakni 32,9 juta ton.

Indonesia merupakan pemasok terbesar dengan anggka sekitar 62%.

Volume impor produk sawit Indonesia ke China juga melesat 27% (yoy) pada Oktober 2021 menjadi 698,8 ribu ton. Kedua komoditas tersebut sama-sama mengalami lonjakan harga pada 2021 dan 2022 sehingga menopang nilai ekspor Indonesia.

Berikut 10 besar barang ekspor utama Indonesia ke China pada Oktober 2022 dan Januari-Oktober 2022

1. Bahan bakar mineral (mayoritas batu bara)

Nilai ekspor Oktober US$ 1,65 miliar naik 6,11% (yoy)

Nilai ekspor Januari-Oktober US$ 15,58 miliar, naik 53,3%

2. Besi dan baja

Nilai ekspor Oktober US$ 1,68 miliar atau turun 18,4% (yoy)

Nilai ekspor Januari-Oktober US$ 11,84 miliar, naik 0,84%

3. Lemak dan minyak hewan nabati (mayoritas CPO)

Nilai ekspor Oktober US$ 914,5 juta atau naik 23,2% (yoy)

Nilai ekspor Januari-Oktober US$ 5,41 miliar atau naik turun 1,03%

4. Pulp dan kayu

Nilai ekspor Oktober US$ 217, 8 juta atau naik 11,5% (yoy)

Nilai ekspor Januari-Oktober US$ 2,32 miliar atau naik 5,3%

5. Bijih logam, terak, dan abu

Nilai ekspor Oktober US$ 206,9 juta atau turun 25,1% (yoy)

Nilai ekspor Januari-Oktober US$ 2,38 miliar atau naik 57,8%

6. Tembaga dan barang daripadanya

Nilai ekspor Oktober US$ 190,9 juta atau naik 22,5% (yoy)

Nilai ekspor Januari-Oktober US$ 1,88 miliar atau naik 53,4%

7. Bahan kimia organik

Nilai ekspor Oktober US$ 67,1 juta atau melesat 27,1% (yoy)

Nilai ekspor Januari-Oktober US$ 684,7 juta atau meningkat 1,69%

8. Kertas, karton, dan barang daripadanya

Nilai ekspor Oktober US$ 47 juta atau turun 28,7% (yoy)

Nilai ekspor Januari-Oktober US$ 599,6 juta atau anjlok 18,2%

9. Berbagai produk kimia

Nilai ekspor Oktober US$37,6 juta atau anjlok 52,6%

Nilai ekspor Januari-Oktober US$ 315,2 juta atau anjlok 64,4%

10. Alas kaki

Nilai ekspor Oktober US$ 23,5 juta atau turun 23,3% (yoy)

Nilai ekspor Januari-Oktober US$ 343,1 juta atau turun 8,6%

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

EXIT POLL LUAR NEGERI! GANJAR MENANG SATU PUTARAN DI AUSTRALIA & AMERIKA

Viral di grup WhatsApp hasil exit poll Pilpres 2024 dimana pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menang. Ha...