LIMA FAKTA UNIK TENTANG GANJAR PRANOWO

Menonton obrolan asyik Rudi S. Kamri dengan Ganjar Pranowo di YouTube "Kanal Anak Bangsa" terasa asyik, seru, sama sekali nggak membosankan, dan informatif. Lewat obrolan ringan dengan background lukisan Bung Karno itu, saya pun baru mengetahui banyak hal mengenai kehidupan seorang Ganjar Pranowo (selanjutnya disingkat "GP" saja), yang mungkin jarang diketahui publik.

Berikut saya kutipkan lima saja fakta menarik dan sepertinya kudu dipertimbangkan dengan serius oleh rakyat Indonesia kalau mau memilih sosok penerus Jokowi sebagai Presien Indonesia.

Pertama, GP berasal dari rakyat biasa yang pernah susah. Saya ingat persis dalam penuturannya, GP berkata bahwa soal kesusahan hidup, dimana dia harus prihatin karena kondisi keluarga, dia bisa cerita banyak karena pernah mengalami. Orang yang seperti ini, biasanya paham sama kesulitan rakyat dalam hal ekonomi.

Kedua, GP sudah selesai sama dirinya. Lewat cerita ringan mengenai kecemburuan istrinya ketika sang suami kok seperti nggak ada waktu buat keluarganya, dijawab GP bahwa jabatan itu membuatnya bukan lagi "milik keluarga" seperti orang pada umumnya. Sempat protes sewaktu GP awal menjabat, tapi lambat laun istri dan anaknya mulai bisa menerima dan menikmatinya.

Ketiga, GP sangat memahami spirit Bung Karno. Ketika tiba di bagian cerita soal Bung Karno, GP tak hanya berapi-api bercerita, tapi bisa menguraikan dengan gamblang mengenai "warisan api Bung Karno", yang kudu dipahami oleh semua bakal Capres yang merasa diri mereka siap maju.

Keempat, cara GP memandang jabatan. Slogan "Tuanku adalah Rakyat, Gubermur Cuma Mandat", GP menegaskan bahwa seorang pejabat haruslah bisa melayani dan mampu menyelesaikan permasalahan yang dialami rakyat yang dipimpin, meski sebagai manusia biasa, tentu saja tidak semua perkara bisa diselesaikan.

Kelima, GP tidak mau berjarak dengan rakyat. Lihat saja interaksinya setiap kali bertemu rakyat, mulai dari anak kecil sampai lansia, mulai dari kaum awam sampai kaum intelek dan politisi, semua bisa memperlihatkan kalau GP tidak berjarak, sekaligus bisa menempatkan diri dengan baik. Cara GP dalam menangani aksi massa dengan cara dialog, juga menjadi poin plus jika nantinya GP menjadi RI-1.

Mungkin jika ada satu hal yang tidak bisa diberikan atau dijanjikan GP adalah janji memberikan kapling syurga kepada masyarakat yang nanti memilihnya, seandainya beneran GP dicalonkan sebagai Capres pada Pilpres 2024. Namun, nggak masalah karena negeri ini lebih memerlukan sosok pemimpin yang down to earth, bukan yang up to the sky karena RI-1 adalah jabatan di dunia, bukan di akherat.