Sabtu, 19 November 2022

PELAKU PENGHINAAN KEPADA JOKOWI DAN KELUARGA TIDAK PERNAH ADA HABISNYA

Dugaan kuat penghinaan terhadap Ibu Iriana, yang bermodalkan foto Ibu Iriana bersama istri Presiden Korsel, menjadi yang kesekian kalinya tindakan kurang ajar yang mengarah pada keluarga Joko Widodo, Presiden RI yang kita cintai dan banggakan. Rupanya kaum pembenci dan mereka yang sekadrunan dengan pelaku, masih memiliki amunisi yang cukup dalam hati mereka buat dilontarkan kapan saja mereka mau.

Entahkah itu muncul berupa sindiran, meme medsos, narasi jahat, hingga kabar hoaks yang memelintir informasi yang benar sekalipun. Oya, ada pula dalam beberapa situasi, muncul isu yang diciptakan sendiri, diramaikan sendiri, lalu karena nggak digubris, eh hilang sendiri. Mungkin si pencipta isunya sedang halu karena habis menenggak miras oplosan atau menelan narkoba, jadinya sukar membedakan mana realitas kehidupan, mana yang hanya ilusi atau fiktif.

Kaum penghina keluarga Jokowi itu bahkan seperti tak punya rasa malu, yang mungkin disebabkan karena tumpulnya hati nurani berpadu dengan logika dan akal sehat yang ambyar ... yang kata sebagian orang menjadi syarat bergabung ke sana. Semakin tumpul logika, akal sehat, dan perasaan maka nilai jualnya mungkin akan semakin tinggi kali, ya!

Mungkin kelompok seperti ini kalau saya ingat jokes lawas soal pelelangan kondisi otak, maka otak yang diwariskan sepeninggal si empunya akan bernilai sangat tinggi karena amat jarang dipakai sehingga bernilai jual tinggi, meski seandainya "dipasangkan" ke tubuh manusia separuh mesin, seandainya teknologi itu sudah ada, mungkin sosok yang tercipta seperti ketiban sial karena dibekali dengan kemampuan otak yang payah. Betul begitu kan?

Nampaknya hukum yang tegas akan menjadi cara yang bagus buat menguji seberapa kuat nyali orang-orang seperti itu akan terlihat. Begitu pula dengan mereka yang semula ingin mengikuti jejak para pelaku pendahulu mereka, yang selama ini sebagian besar masih bisa "HaHaHiHi" karena bebas dari jeratan dan sanksi hukum.

Bagaimana jika nanti diproses hukum lalu penjara penuh? Nggak usah dipenjara sebetulnya, tapi dibuang saja ke lokasi terpencil, lalu disuruh (diwajibkan) bekerja keras di bawah pengawasan yang ketat. Bila perlu yang mengawasi juga petugas yang tegas, sangar, dan bisa kejam kalau diperlukan. Biar efek jeranya semakin terasa. Betul?

Akan tetapi, mungkin karena pertimbangan tertentu, termasuk rasanya ketidaksepakatan para elit di parlemen dan para petinggi Komnas HAM atau lembaga kemanusiaan lain, maka hukuman tegas, cepat, dan berat masih sukar terwujud sampai hari ini.

Belum lagi sesekali masih ada "tangan-tangan: asing yang tampaknya ikut bermain, karena tidak senang melihat negara kita damai dan bebas dari perilaku kurang adab dari kelompok pembenci pemerintah, keluarga presiden, dan mereka yang sekadrunan dengan itu.

Itulah sedikit titipan kritik yang bisa saya sampaikan sebagai penutup tulisan ini. Bagaimana menurut Anda? Sebaiknya diapain para penghina presiden dan keluarganya, yang seakan nggak pernah habis dan nggak ada kapoknya?

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

EXIT POLL LUAR NEGERI! GANJAR MENANG SATU PUTARAN DI AUSTRALIA & AMERIKA

Viral di grup WhatsApp hasil exit poll Pilpres 2024 dimana pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menang. Ha...