Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan pembantunya dalam menghadapi 2023. Instruksi yang diberikan secara umum bertujuan untuk mempersiapkan strategi menghadapi akhir tahun serta 2023 mendatang. Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna hari Selasa (6/12).
Pada intinya, Kepala Negara meminta para pembantunya mengedepankan prinsip kehati-hatian dan kolaborasi dalam menghadapi 2023.
Beberapa hal yang disinggung adalah kewaspadaan bencana, potensi turunnya ekspor Indonesia, hingga bagaimana menjaga perekonomian di tengah ketidakpastian global.
"Kuncinya kolaborasi antar kementerian dan lembaga, jangan terjebak ego sektoral. Segera konsolidasi data dan pelaksanaan untuk implementasinya," kata Jokowi.
Adapun tiga instruksi utama yang diberikan Presiden adalah
1. Antisipasi bencana Presiden Jokowi meminta semua pihak untuk memberikan perhatian dan memaksimalkan informasi cuaca sebagai peringatan dini. Di samping itu, Jokowi meminta pemangku kepentingan memperhatikan mitigasi bencana di daerah dengan potensi bencana yang tinggi.
Saat bencana terjadi, Presiden Jokowi memerintahkan agar negara betul-betul hadir bersama penyintas bencana. Kehadiran tersebut dalam bantuan kemanusiaan dan rekonstruksi bangunan terdampak bencana.
2. Waspada krisis 2023 Presiden Jokowi mengingatkan para menteri untuk mewaspadai potensi menurunnya performa ekspor nasional, krisis keuangan, dan krisis pangan. Oleh karena itu, para menteri diminta untuk melakukan proses pendataan langsung di lapangan.
"Hati-hati mengenai ini karena nanti bisa larinya ada masalah sosial-politik, utamanya yang berkaitan dengan beras," ujar Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Selasa (6/12).
Menurutnya, data yang akurat akan menentukan arah kebijakan yang akan dibuat. Mantan Wali Kota Solo ini menekankan agar pembuatan kebijakan yang bersinggungan langsung dengan masyarakat dibuat dengan sangat hati-hati. Maka dari itu, Jokowi meminta agar semua data harus diperoleh secara riil dan dihitung dengan benar. Selain itu, Kepala Negara meminta agar semua kementerian dan lembaga berkolaborasi dalam membuat maupun mengimplementasikan kebijakan.
3. Strategi besar menghadapi ekonomi dunia Dalam instruksi ini, Presiden Jokowi secara singkat membagi lagi kepada lima arahan khusus, yakni:
A. Mempercepat Belanja Jokowi mengatakan konsumsi di dalam negeri harus ditingkatkan, khususnya dari sisi belanja pemerintah. Sebagai sederhana, konsumsi dapat dibagi menjadi dua, yakni belanja pemerintah dan konsumsi rumah tangga. Adapun, belanja pemerintah yang dimaksud Jokowi adalah belanja anggaran nasional. belanja anggaran daerah, dan belanja perusahaan pelat merah atau BUMN. Dengan demikian, pembelian produk-produk dalam negeri tidak bisa ditawar pada 2023.
Jokowi meminta pada kementerian maupun lembaga mempercepat belanja. Presiden Widodo mencatat belanja anggaran tercepat biasanya dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR. "Saya minta belanja modal, belanja sosial segera direalisasikan di awal-awal tahun dan dikawal secara detail, jangan terjebak pada rutinitas," ujar Jokowi.
B. Menekan Inflasi Jokowi mendata inflasi hingga November 2022 ada di posisi 5,4%. Meski demikian, angka tersebut masih tinggi sehingga daerah tetap perlu bekerja keras. Makanya Jokowi memerintahkan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian K untuk terus mengendalikan inflasi di daerahnya masing-masing. Pasalnya, masih ada beberapa daerah yang belum berkontribusi dalam mengendalikan inflasi daerah. "Tolong diberikan peringatan agar semua melakukan," kata Jokowi.
C. Menggenjot Investasi Presiden Jokowi mengatakan kunci pertumbuhan ekonomi tahun depan adalah investasi. Adapun, target nilai investasi sepanjang 2023 adalah Rp 1.400 triliun, atau naik 16,66% dari target tahun ini senilai Rp 1.200 triliun. Pada Januari-September 2022, total investasi yang telah terkumpul adalah Rp 892,4 triliun atau 74,36% dari target investasi 2022. Untuk menarik investasi lebih banyak lagi, Jokowi menentukan fokus industri pengolahan Indonesia pada 2023 adalah hilirisasi sumber daya mineral. Adapun, mineral yang akan dilakukan pengolahan sampai hilir pada 2023 adalah nikel, bauksit, dan timah. "Tadi pagi kami berbicara mengenai bauksit dan segera kami putuskan kapan akan kami melarang ekspor bahan mentah dari bauksit. Segara kami akan umumkan," ujar Jokowi.
D. Peningkatan ekspor dan devisa Jokowi memprediksi angka ekspor Indonesia akan turun karena kondisi ekonomi di Cina dan Amerika Serikat. Oleh karena itu, Kepala Negara mendorong Kementerian Perdagangan untuk fokus menembus pasar non-tradisional pada 2023. "Saya lihat punya potensi besar itu India, tidak pernah kita lakukan pendekatan ke sana," kata Jokowi. Jokowi juga memerintahkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno untuk terus mendorong masuknya wisatawan asing ke Indonesia. "Terutama untuk destinasi prioritas seperti Labuan Bajo, Mandalika, Borobudur," kata Presiden. E. Penanganan Covid-19 Jokowi menilai penularan Covid-19 telah masuk tren perlambatan. Pada 5 Desember 2023, angka kasus baru telah turun menjadi 2.234 kasus. Meski demikian, Presiden meminta para menteri untuk waspada. Makanya ia memerintahkan agar pemberian booster harus dilakukan dengan cepat. "Agar imunitas masyarakat kita menjadi lebih baik," ujar Jokowi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar