Mengantisipasi cuaca ekstrem yang masih akan berlangsung di Jateng, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta bupati/wali kota terdampak bencana untuk membuat surat edaran larangan melaut demi keselamatan nelayan.
“Kalau cuacanya tidak mungkin, buatlah edaran tidak boleh melaut. Kita lindungi nelayan, siapkan logistik bantuannya. Nanti dari Dinas Kelautan dan Perikanan Jateng membantu,” kata Ganjar saat memimpin rakor penanganan bencana di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Senin (2/1/2023).
Selanjutnya, untuk stakeholder yang bergerak di wilayah sungai baik kabupaten/kota maupun BBWS, Ganjar meminta patroli tanggul berbekal jadwal rob yang telah diberikan oleh BMKG. Patroli itu dimaksudkan untuk mengecek kekokohan dan area bahayanya tanggul.
“Misalnya Tanjung Mas yang tanggulnya sering jebol apa sih? Itu punya Pelindo. Pelindo suruh tanggung jawab. Kita koordinasi kabupaten/kota dan BBWS SDA ya. Patrol tanggul tolong di-feeding bupati/walikota. Ini loh Pak yang bahaya-bahaya, biasanya mereka lebih tahu,” lanjut Ganjar.
Berikutnya, ia meminta semua kepala daerah di kabupaten/kota terdampak Bencana untuk memastikan kesediaan kebutuhan logistik
“Pastikan logistik ada, kalau tidak, segera komunikasi dengan kami di Pemprov. Agar kami bisa bergerak dengan caranya. Pastikan relawan dan peralatannya semua on. Gak boleh ada yang rusak. Semua siap,” jelasnya.
Kemudian, gubernur dua periode itu juga mengingatkan pemda untuk menyebarkan nomor call center atau pusat pengaduan bencana. Lalu segera merespon semua aduan yang masuk. “Urusan jalan perhubungan, agar memonitor jalur-jalur transportasi. Saya minta pohonnya dicukur karena angin masih akan muncul,” pungkasnya.
Lebih lanjut, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan potensi cuaca ekstrem di Jateng lebih berat, lantaran beberapa fenomena alam yang terjadi sekaligus. Di antaranya angin kencang, hujan lebat, banjir rob, gelombang air laut tinggi secara bersamaan. Untuk itu, ia juga mengimbau masyatakat mulai membiasakan untuk mengecek prakiraan cuaca dan prakiraan dini bencana di kanal BMKG.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar