Selasa, 10 Januari 2023

PROGRAM BIODIESEL JOKOWI BIKIN INDONESIA HEMAT RP 330 TRILIUN!

Pemerintah Indonesia sangat gigih dalam menjalankan program biodiesel yang sudah dijalankan sejak 2016. Bahkan, Tanah Air diproyeksikan dapat berhemat sebesar Rp 330 triliun dari devisa.

Seperti diketahui, Indonesia sangat bergantung dengan impor minyak mentah untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri. Namun, sejak perang Rusia-Ukraina terjadi, mengakibatkan harga energi dan komoditas pun melambung. Sebagai negara importir minyak, Indonesia pun kena dampaknya.

Angka inflasi pun meninggi karena harga minyak mentah dunia melesat hingga di atas US$ 100/barel. Selain itu, tingginya harga minyak mentah dunia juga memberikan dampak terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Sebagai negara pengimpor, harga BBM di dalam negeri tentunya akan dipengaruhi oleh harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Bila harga minyak melonjak dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah, maka negeri ini harus bersiap menghadapi lonjakan harga BBM di dalam negeri.

Untuk itu, pemerintah Indonesia berupaya di bawah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk terus berinovasi melalui program pengembangan biodiesel untuk digunakan sebagai bahan baku alternatif BBM. Sehingga diharapkan nantinya RI dapat mengurangi porsi impor minyak mentah.

Sejatinya, program biodiesel sudah berjalan sejak 2016 yang dimulai dari program campuran 20% minyak kelapa sawit dengan 80% bahan bakar jenis solar untuk menghasilkan produk B20.

Pengembangan biodiesel tidak berhenti pada B20 saja, pemerintah kembali mengembangkan program B30, dengan meningkatkan campuran sebanyak 30% dari minyak kelapa sawit dan 70% bahan bakar minyak jenis solar. Program tersebut telah berjalan sejak Januari 2020.

Pada tahun ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengeluarkan surat edaran baru yang menyebutkan pencampuran Bahan Bakar Nabati (BBN) jenis biodiesel dengan persentase sebesar 35% (B35) ke dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar akan amulai berlaku pada 1 Februari 2023.

Kementerian ESDM menetapkan alokasi biodiesel untuk B35 pada 2023 mencapai 13.148.594 kilo liter (kl), naik dari alokasi 2022 sebesar 11.025.604 kl. Pada 2022 pemerintah masih memberlakukan program B30.

Hal ini dengan asumsi konsumsi diesel/Solar di Indonesia pada tahun ini mencapai 37.567.411 kl, naik 3% dari proyeksi pada 2022 di 36.475.050 kl.

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan CPO dalam negeri, pemerintah pun berencana untuk kembali membatasi porsi ekspor CPO mulai 1 Januari 2023 guna mengamankan persediaan CPO dalam negeri untuk menghadapi bulan Ramadhan, Idul Fitri, dan program biodiesel.

Pengetatan tersebut dilakukan dengan menurunkan rasio volume ekspor dari volume domestic market obligation (DMO) yang dijalankan para perusahaan.

Jika sebelumnya, volume DMO sebesar 1:8 yang artinya, pelaku usaha sawit mendapatkan izin ekspor CPO delapan kali lipat dari volume DMO yang dijalankan di dalam negeri.

Namun, dengan terbitnya aturan baru ini, pelaku usaha hanya diizinkan untuk melakukan ekspor enam kali lipat dari volume DMO yang dijalankan di dalam negeri, atau 1:6.

Semenjak diimplementasikan program biodiesel di Indonesia, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatatkan beberapa manfaat mulai dari aspek ekonomi serta lingkungan.

Pada 2018, program biodiesel berhasil menghemat devisa hingga atau setara Rp 26,67 triliun dan terus bertambah menjadi US$ 3,35 miliar (asumsi kurs Rp 15.585/US$) atau Rp 48,19 triliun pada 2019.

Sementara pada 2020, penghematan devisa mencapai US$ 4,8 miliar atau Rp 63,39 triliun. Di sepanjang 2021, Indonesia telah menjalan B30 dan sukses menghemat US$ 4,54 miliar atau setara Rp 70,75 triliun.

Kementerian ESDM memprediksikan penghematan devisa pada tahun lalu mencapai US$ 7,82 miliar atau Rp 121,87 triliun. Dengan begitu, penghematan devisa sejak 2018 hingga 2022, diproyeksikan hingga Rp 330,87 triliun.

Selain itu, program biodiesel turut membuka lapangan pekerjaan khususnya petani sawit hingga mencapai 1,2 juta orang pada 2020. Program tersebut juga dapat menurnkan emisi gas rumah kaca mulai dari 5,61 juta ton CO2 pada 2018 hingga 14,25 juta ton CO2 pada 2020.

Namun, ke depannya, Indonesia masih memiliki tantangan besar untuk program biodiesel yakni terkait dengan deforestasi. Kerap kali program biodiesel dinilai baik untuk hilirnya, sementara pada hulunya juga menyebabkan kerusakan lingkungan melalui deforestasi. Sebab, ketika deforestasi besar-besaran akan berdampak pada lepasnya emisi dan akan mempengaruhi iklim.

Tidak hanya aspek perekonomian saja yang perlu diperhatikan, tapi dari aspek lingkungan juga penting untuk di cermati.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

EXIT POLL LUAR NEGERI! GANJAR MENANG SATU PUTARAN DI AUSTRALIA & AMERIKA

Viral di grup WhatsApp hasil exit poll Pilpres 2024 dimana pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menang. Ha...