Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan, arah kebijakan investasi pada masa akhir Pemerintahan Presiden Joko Widodo adalah pada hilirisasi. Tujuannya supaya mempercepat Indonesia menjadi negara maju.
Ia menekankan ini tercermin dari realisasi investasi asing sepanjang 2022 yang paling banyak masuk ke sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan Peralatannya sebesar US$ 11 miliar. Sedangkan posisi kedua masuk ke sektor pertambangan sebesar US$ 5,1 miliar.
"Fokus negara sekarang dalam arah kebijakan investasi adalah hilirisasi. Jadi bicara hilirisasi itu harga mati di mana kita mulai hilirisasi dari pertambangan," ujar Bahlil seusai konferensi pers di kantornya, Jakarta, seperti dikutip Rabu (25/1/2023).
Tapi, ia memastikan, fokus hilirisasi ke depannya tidak hanya pada sektor pertambangan seperti mineral, dan batubara saja, melainkan juga akan mencakup sektor minyak, gas bumi perkebunan, kelautan, perikanan, dan kehutanan sehingga barang-barang dari sektor itu tidak lagi bisa dijual mentahan nantinya.
"Ke depan kita akan bikin hilirisasi ini tidak hanya di sektor pertambangan, tapi perikanan, perkebunan, pangan, oil and gas, ada 8 sektor hilirisasi kalau negara kita mau maju. Tapi enggak bisa simultan sekaligus karena memang FDI (foreign direct investment) kita terbatas," tuturnya.
Bahlil menekankan, kebijakan investasi yang mengarah pada hilirisasi ini tidak lagi bisa ditawar-tawar, sebab Indonesia harus menjadi negara maju. Ia mengakui banyak pertentangan dari berbagai pihak di dalam maupun luar negeri dari arah kebijakan investasi Presiden Jokowi ini.
"Freeport enggak lagi mengirim copper-nya ke sana, sudah bangun smelter semua di Gresik pada 2024. Newmont di NTB juga sudah melakukan hilirisasi di sana sekalipun hilirisasi ini banyak yang menantang, tidak hanya di dalam negeri, di luar negeri juga begitu," ujar Bahlil.
Dengan kebijakan hilirisasi ini, Bahlil optimistis Indonesia akan bisa menjadi negara maju. Sebab, lapangan pekerjaan yang tercipta dari investasi itu akan semakin berkualitas dengan tingkat upah yang semakin meningkat
"Tapi kita harus konsisten karena hilirisasi instrumen menuju Indonesia menjadi negara maju, dan menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan, sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan yang berkualitas dengan upah yang maksimal," tuturnya.
Kendati begitu, ia mengingatkan, dengan masuknya investasi di sektor industri hilir ini, sumber daya manusia di Indonesia juga harus ditingkatkan kualitasnya. Ini karena hilirisasi juga membuat pemanfaatan teknologi semakin banyak dalam industri.
"Tapi kalau kita masuk pada pekerja-pekerja yang memakai teknologi memang gajinya akan tinggi, tapi tantangannya bagaimana meningkatkan kualitas pekerja kita," ucap Bahlil.
Bahlil menganggap peningkatan kualitas pekerja ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan juga tanggung jawab lembaga pendidikan maupun etos kerja masyarakat di Indonesia. Sebab, dia mengatakan pekerja Indonesia masih tidak fokus pada produktivitas.
"Bedanya kita sama luar itu kerja 24 jam, kalau kita mau makan siang, waktu shalat, cuma 30 menit, ya shalat. Dia shalat habis itu makan, ngopi, habis itu cerita. Kalau pekerja lain enggak, setiap lima menit dia hitung itu untuk produksi nah kadang-kadang kita enggak menyadari itu," ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar