Kunjungan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sampai ke desa-desa dalam memantau pelaksanaan Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5NG), ternyata mampu memompa semangat bidan dan kader kesehatan.
Bahkan membuat haru dan berkaca-kaca saat bidan dan kader kesehatan sebagai garda terdepan 5NG, saat menceritakan pengalamannya bertemu Ganjar secara langsung.
Bidan Desa Karangsari, Kecamatan Adipala, Cilacap, Apri Yuanitha Eka Hargina, mengisahkan betapa terharunya saat gubernur berambut putih mengunjungi aktivitas pelayanan kesehatan ibu hamil dan stunting di desanya.
“Saya terharu, karena sebagai garda terdepan, sangat senang diperhatikan oleh Pak Gubernur Ganjar,” ujarnya, Jumat (24/2/2023).
Menurutnya, Ganjar merupakan sosok pemimpin yang mengayomi dan memikirkan kesehatan warganya.
“Beliau itu orang nomor satu di Jateng, yang memikirkan kesehatan warga. Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada saya secada langsung, saat berkunjung ke sini,” paparnya.
Perhatian Ganjar itulah yang membuat tenaga kesehatan semakin bersemangat dalam mengabdi, terutama melaksanaan program 5NG.
“Saya jadi bidan sejak 2008, dan setelah bertemu Pak Ganjar saya semakin semangat untuk mengabdi,” paparnya.
Begitu pula dengan Eva Surirowanti, seorang kader kesehatan di Desa Randudongkal, Kabupaten Pemalang. Ia mengaku sangat salut dengan program 5NG yang diinisiasi Ganjar. Baginya, kehadiran Gubernur di tengah-tengah masyarakat tersebut adalah hal yang luar biasa.
“Seorang Gubernur datang ke desa, bertemu langsung ibu hamil dan menyapa kader kesehatan itu hal yang luar biasa. Baru Pak Ganjar,” ungkapnya.
Sebagai informasi, program 5NG adalah upaya Ganjar Pranowo untuk menekan angka stunting, angka kematian ibu, bayi, dan balita di Jawa Tengah. Program tersebut bekerja sangat efektif. Terbukti, berdasar Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM), tercatat tingkat stunting Jateng pada 2018 sebesar 24,4 persen.
Kemudian turun menjadi 18,3 persen pada 2019, dan turun lagi pada 2020 menjadi 14,5 persen. Selanjutnya angka stunting di Jateng pada 2021 kembali turun menjadi 12,8 persen, dan terakhir pada 2022 di angka 11,9 persen.
Sedangkan Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019, prevalensi stunting Jawa Tengah masih di angka 27,68 persen. Pada 2021 turun menjadi 20,9 persen.
Adapun angka kematian ibu berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, sepanjang 2022, angka kematian ibu 84,6 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah tersebut menurun dibandingkan 2021 yang tercatat 199 per 100.000 kelahiran hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar