Lembaga survei Indikator melakukan penelitian terhadap 1.220 responden berusia 17 tahun dan lebih serta yang telah menikah yang mewakili populasi nasional. Dari hasil survei 1-6 Desember 2022 itu, Indikator menemukan, jika pemilihan presiden (Pilpres) diadakan saat ini, Ganjar Pranowo akan jadi pemenang.
Dari simulasi terhadap 34 nama semi terbuka, 29,5 persen responden memilih Ganjar Pranowo. Selanjutnya diikuti oleh Anies Baswedan dengan suara 22,8 persen, serta Prabowo Subianto 19,5 persen.
Sisanya ada di bawah 10 persen. Misalnya, Ridwan Kamil, Agus Harimurti Yudhoyono, Erick Thohir, Puan Maharani, Khofifah Indar Parawansa dan Hary Tanoesoeibjo 1,0 persen. Sisanya termasuk kategori “nol koma”.
Namun ada juga yang dalam kelompok nol koma nol (0,0). Dari Zulkifli Hasan, Bahlil Lahadalia, Bambang Soesatyo, Dudung Abdurachman, Muhamad Mardiono, La Nyalla Mattalitti, Moeldoko, Nadiem Makarim, Salim Segaf Al-Jufri, Tito Karnavian hingga Abdul Somad. Ada juta 9,3 persen yang menjawab tidak tahu dan tidak menjawab sama sekali.
Dalam berbagai rilis hasil survei, Ganjar paling banyak unggul. Dalam pandangan Firman Noor, Peneliti Utama Kajian Politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), konsisten elektabilitas Ganjar di posisi tertinggi, antara lain karena “berkah” dari konfliknya dengan Puan Maharani dalam merebut kursi bakal capres dari PDI Perjuangan.
“Saya kira pemberitaan konflik atau persaingan dengan Puan itu turut memperkenalkan Ganjar juga,” ujarnya saat berbincang dengan Koridor.co.id, Kamis (5/1/2023).
Selain itu, seringnya lembaga survei mencacah persepsi masyarakat terhadap pilihan calon presiden ikut menimbulkan bandwagon effect. Masyarakat yang mulanya tidak tahu kemudian menjadi tahu. Termasuk, nama Ganjar Pranowo juga semakin melekat lantaran dianggap dekat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Kemudian (mereka) memiliki kesamaan gaya politik, mewakili satu ideologi tertentu, komunitas tertentu, kalangan kebangsaan,” tuturnya.
Sayangnya, Firman menilai, elektabilitas Ganjar kurang pas melengkapi harapan sepenuhnya bagi masyarakat secara umum. Dia menegaskan, kinerjanya biasa saja, dan tidak ada yang menimbulkan daya tarik.
Hasil survei yang selalu memperlihatkan kemenangan Ganjar, bagi Firman, karena ada kesan Ganjar dekat dengan Presiden Jokowi. Dia berpandangan bahwa pengetahuan publik secara luas terhadap seluruh kandidat lainnya dalam calon presiden dan wakil presiden masih rendah.
“Kinerjanya kan biasa-biasa saja Pak Ganjar ini. Gak ada yang menarik,” ungkapnya. “Mungkin informasi mengenai seluruh kandidat belum tuntas sampai ke masyarakat.”
Sementara yang paham situasi politik hanya fokus pada tiga: Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto. Sementara masyarakat Indonesia pada umumnya tidak mendalami sosok-sosok kandidat potensi capres dan cawapres lainnya, termasuk tiga nama tersebut.
“(Masyarakat umum) buka gadget untuk lebih having fun, belanja, macem-macem. Ada faktor-faktor yang belum terungkap secara keseluruhan ke publik. Sehingga informasinya (tentang kandidat) hanya satu arah,” tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar