PENGEMBANGAN lumbung pangan atau food estate di Kalimantan Tengah merupakan program jangka panjang yang dapat menciptakan lapangan kerja baru di pedesaan. Dengan program ini, akan ada kelompok tani yang menggarap lahan seluas 100 hektare dan per 1.000 hektare oleh gabungan kelompok tani.
Itu dikorporasikan menjadi lebih besar lagi hingga 10.000 hektare. Dengan demikian, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebutkan bahwa food estate akan mampu meningkatkan pendapatan keluarga petani dan memastikan ketahanan pangan secara nasional.
"Diharapkan nanti petani tidak lagi menjual gabah secara murah. Artinya, semua harus hilirisasi dan industrinya harus dirancang dengan baik," kata Syahrul melalui keterangannya, Selasa (13/10).
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa salah satu program strategis yang termasuk dalam APBN 2021 akan difokuskan untuk mewujudkan ketahanan pangan melalui dukungan pemulihan ekonomi dan revitalisasi sistem pangan nasional serta pengembangan food estate.
Menurut Menkeu, program food estate merupakan upaya pemerintah untuk menciptakan ketahanan pangan dengan meningkatkan produktivitas di luar pulau Jawa serta bagian dari reformasi struktural yang telah diakomodasi dalam APBN 2021.
"Saya kira kita harus dukung APBN sebagai instrumen fiskal untuk mewujudkan ketahanan pangan di dalam negeri," kata Sri Mulyani.
Kawasan pengembangan food estate di Provinsi Kalimantan Tengah akan dijadikan sebagai lahan percontohan dengan penerapan sentuhan teknologi pertanian modern sehingga budi daya pertaniannya berbeda dari cara tradisional. Dalam proyek lintas kementerian ini, penerapan mekanisasi serta teknologi pertanian diharapkan dapat mengoptimalkan rawa menjadi lahan pertanian produktif dan meningkatkan produksi pertanian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar