Peta persaingan kandidat pilpres semakin ketat. Terbaru, Litbang Kompas mengeluarkan hasil survei elektabilitas terbaru untuk calon presiden Pemilu 2024. Dari ketiga kandidat capres yang ada, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto semakin naik, sementara Anies Baswedan mengalami koreksi.
Anies merupakan satu dari tiga kandidat yang memiliki tiket capres dari koalisi Partai NasDem, PKS, dan Demokrat. Meski telah memegang tiket, elektabilitas Anies masih berada di bawah Prabowo dan Ganjar.
Survei periodik ini diselenggarakan pada 25 Januari sampai 4 Februari 2023. Sebanyak 1.202 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi. Penelitian ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of error +-2,83.
Rendahnya elektabilitas Anies dalam survei Litbang Kompas ditanggapi santai Ketua DPP NasDem Effendy Choirie atau Gus Choi. Menurutnya, elektabilitas Anies rendah karena tidak tertangkap lembaga survei.
"Yang dukung Pak Anies nggak tertangkap oleh lembaga survei. Itu nggak apa-apa, yang penting mereka datang ke TPS," kata Gus Choi saat dihubungi, Rabu (22/2).
Sementara itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai ada dua hal yang menjadi kunci dan harus dilakukan oleh Anies dan Koalisi Perubahan. Kunci pertama adalah partai-partai di Koalisi Perubahan harus segera bergerak menyuarakan Anies.
"PKS dan Demokrat harus langsung mengajak Anies safari politik ke berbagai penjuru Tanah Air, memperkenalkan kepada basis konstituen mereka bahwa capres jagoan mereka di 2024 adalah Anies, bukan yang lain," kata Adi Prayitno saat dihubungi, Kamis (23/2/2023).
Meski tiket Pilpres 2024 sudah di tangan dan PKS telah mendeklarasikan Anies sebagai bacapres 2024, PKS mengungkapkan ancaman dan rayuan untuk membatalkan dukungannya. Meski begitu, Anies mengapresiasi konsistensi dukungan PKS terhadap dirinya.
"Saat PKS melewati perjalanan memutuskan, PKS lewati jalan perjuangan yang tak mudah, banyak rayuan, banyak tekanan, dan mungkin ada ancaman," kata Anies dilansir dalam video 20detik, Kamis (24/2/2023).
Selain itu, hasil survei Litbang Kompas mencatat elektabilitas Ganjar naik menjadi 22 persen pada survei Juni dan kembali naik menjadi 23,2 persen pada Oktober. Terakhir, pada Januari 2023, Ganjar memiliki elektabilitas 25,3 persen. Sementara itu, Survei Indonesia Poling Stations (IPS) merilis simulasi capres dan cawapres di 2024, nama Erick Thohir masuk dalam kandidat kuat cawapres yang mendampingi capres Ganjar Pranowo.
Gayung bersambut, Ketum PAN Zukifli Hasan (Zulhas) dalam Rakor Pemenangan Pemilu 2024 memunculkan wacana duet Ganjar-Erick. Meski Golkar belum bersuara, PPP, kolega dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), menyambut wacana itu sebagai aspirasi.
"Jalan-jalan ke Simpang Lima. Jangan lupa membeli lumpia. Kalau Pak Ganjar dan Pak Erick sudah bersama. Insyaallah Indonesia tambah jaya," ungkap Zulhas di akhir pidatonya, Minggu (26/2)
"Aspirasi yang disampaikan oleh PAN sah-sah saja. Barangkali ada kemungkinan kesamaan dengan koalisi yang lainnya," sambung Ketua DPP PPP Achmad Baidowi Senin (27/2).
Naik turun elektabilitas bacapres menjadi penentu partai dalam koalisi. Lalu bagaimana nasib dukungan partai koalisi Anies melihat hasil survei elektabilitas ? Akankah ada kuda hitam yang maju sebagai capres alternatif?
Adu Perspektif kali ini mengangkat topik 'Ganjar-Erick Kian Terang, Anies Mulai Digoyang' bersama Panda Nababan (politikus PDIP), Effendi Gazali (pakar komunikasi politik), Adi Prayitno (Direktur Parameter Politik Indonesia), Achmad Baidowi (Ketua DPP PPP), Rizky Al Jupri (Wabendum DPP PAN), Tb Ace Hasan Syadzili (Ketua DPP Partai Golkar), dan Mardani Ali Sera (Ketua DPP PKS). Acara disiarkan secara langsung dari detikcom, Rabu, 1 Maret 2023, pukul 20.00 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar