Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai sentimen publik terhadap PDIP atau Ganjar Pranowo memang terbilang negatif karena penolakan Israel yang berujung batalnya Piala Dunia U20 di RI. Menurutnya, sentimen negatif itu tidak berkepanjangan karena memori masyarakat yang pendek.
"Kalau melihat pembicaraan publik memang sentimennya agak negatif. Tapi kan sentimen negatif ini perlu diuji apakah memang berdampak signifikan pada elektabilitas PDIP di 2024, termasuk pada Ganjar Pranowo," kata Adi dalam diskusi detikcom X Total Politik yang berjudul 'Koalisi Besar vs PDIP, Anies Melenggang?', Selasa (4/4/2023).
Adi lantas membeberkan fakta soal adanya isu besar terhadap partai namun tidak menggoyahkan elektabilitas.
"Saya ingin menyajikan sejumlah fakta politik betapa memori masyarakat kita pendek, dulu awal tahun 2000-an banyak aktivis prodemokrasi melakukan aksi demonstrasi meminta Golkar dibubarkan karena dianggap sebagai undergrow dari Orde Baru. Saat itu orang berasumsi bahwa Golkar tidak akan besar di Indonesia, nyatanya di pemilu 2004 Golkar menang," ujarnya.
"Kita juga melihat bagaimana partai politik dianggap penista agama karena gara-gara mendukung Ahok termasuk PDIP, nyatanya PDIP di pemilu 2014-2019 menang pemilu secara beruntun," lanjut Adi.
Adi menegaskan memori masyarakat pendek terhadap suatu isu besar. Dia bahkan menilai keputusan masyarakat terkait pilihannya itu ditentukan jelang pemilu.
"Saya menegaskan bahwa masyarakat kita itu seperti film Korea, cepat benci, cepat juga suka sama orang. Masyarakat kita itu memutuskan pilihan politiknya nanti hanya jelang pemilu, jelang ke TPS, hanya beberapa hari mereka itu memutuskan pilihan politiknya, melakukan transaksi dengan calon, dengan parpol bukan jauh-jauh hari seperti sekarang," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar