Walaupun sempat tersiar kabar jika Ganjar dibully habis-habisan oleh netizen Indonesia akibat tuduhan batalnya Piala Dunia. Namun perasaan Jokowi kepada Ganjar tak akan pernah berubah, meskipun badai menerjang keduanya, mereka tak akan mudah untuk dipisahkan.
Kejadian demi kejadian silih berganti dan akan berlalu dengan sendirinya, walaupun saat ini tetap masih saja ada segelintiran netizen mencibir Ganjar. Tak akan berdampak pada hubungan Jokowi dan Ganjar, mereka masih tetap solid seperti sedia kala.
Penampilan Ganjar saat itu membuat kedua manikku menyalang kala memandangi dari ujung kaki hingga ujung kepalanya. Suhunya Jateng ini rupanya tak lupa akan beragam pakaian adat yang terlahir dari Indonesia. Seperti pakaian adat Khas Samin yang ia kenakan saat menyambut Presiden.
Barangkali sebagian dari kita masih asing mendengar siapa itu kelompok Samin? Kujelaskan secara ringkas, jadi kelompok Samin itu adalah masyarakat yang tinggal di pedalaman hutan Kota Blora Jawa Tengah. Masyarakat Samin memiliki pemahaman ajaran sendiri, yaitu menjunjung tinggi kejujuran serta menjauhi sikap congkak.
Dari informasi yang telah kutelisik ulang, rupanya kelompok Samin lebih senang bepergian kemanapun dengan berjalan kaki. Seandainya diharuskan berjalan dari desa menuju kota pun, kelompok Samin tak enggan melakukan hal tersebut. Mereka percaya, dengan berjalan kaki tidak akan mengundang sebuah pertengkaran.
Mungkin yang dimaksud ialah lebih baik berjalan pelan tapi pasti sampai tujuan, ketimbang sampai tujuan dengan cepat namun menimbulkan pertikaian antar sesama.
Kalo istilah Jawanya sih “alon-alon penting kelakon” (perlahan tapi pasti.) Namun namanya saja kehidupan, pasti pasang-surutnya keadaan sudah lumrah terjadi. Terkadang kita sudah berhati-hati saja tetap masih dijegal oleh sosok yang dianggap kawan sendiri.
Contohnya saja Ganjar, yang sengaja dipersiapkan untuk dijadikan kambing-hitam demi menutupi ketidakbecusan pihak terkait dengan cara masuk ke celah-celah polemik Ganjar. Abaikan saja, lambat laun kebenaran pasti akan menemukan hilalnya. Percayakan saja pada Tuhan, semua akan indah sesuai rencana Sang Pencipta.
Siapa yang tiba-tiba muncul sebagai pahlawan kesiangan, biasanya itulah dalang sebenarnya. Sosok tersebut memang memanfaatkan momen ini untuk menggaet simpatisan Ganjar agar berpindah haluan. Ah sudahlah, biarkan saja. Sejatinya orang jahat akan selalu jahat, ibarat watuk (batuk) bisa sembuh tapi kalo watak gak akan bisa sembuh.
Kelompok Samin tidak menyukai aktivitas demikian, memanfaatkan kekuatan demi menindas orang lain. Kelompok ini dikenal akan menentang, jika penguasa yang seharusnya dijadikan panutan malah bersikap semena-mena dengan memanfaatkan jabatannya.
Tak segan kelompok ini akan melawan ketidakberesan penguasa yang bertindak se-enaknya sendiri. Hingga mereka pun mendapatkan julukan Sedulur Sikep, yang artinya berani bersikap.
Sedulur Sikep juga tertanam pada diri Ganjar. Jangkung ini tidak akan tinggal diam kala ia melihat kejanggalan dalam sebuah konstitusi negara. Ganjar akan mengorbankan segalanya demi keutuhan umat manusia yang tinggal dinegara tempatnya berpijak.
Senyumku kian mengembang dengan sendirinya, lantaran merasa kagum dengan apa yang dilakukan Ganjar. Tumindak becik (berkelakuan baik) memang selalu saja mengalami rintangan serta hambatan yang sukar untuk dilalui.
Mirip dengan cerita-cerita ditelevisi, orang baik akan selalu kena tindas oleh orang jahat disekitarnya, apalagi orang tersebut bergelimang harta. Uang telah membalikkan segalanya, bahkan menutupi kejahatan pun sangat mudah dilakukan.
Dari sini aku paham, jika tak sekedar intelektual saja yang dipolesnya. Sejarah baju adat pun turut menjadi perhatian Ganjar, salah satunya pakaian Khas Samin. Beraneka filosofi telah tersirat dari sepasang balutan kain yang ia kenakan.
Apalagi model busana tersebut sangat keren dan tak kalah menarik dengan pakaian adat lainnya. Justru baju yang dikenakannya sangat pantas dan sesuai dengan kepribadian yang dimiliki Ganjar selama ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar