Ganjar Pranowo dikenal dekat dengan tokoh agama dan ulama di Jateng. Tidak hanya ulama besar, kyai-kyai kampung pun sering ia kunjungi di sela kegiatan di kabupaten/kota.
Baru-baru ini, ia menyambangi kediaman tokoh Nahdlatul Ulama (NU), KH Musthofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus di kediamannya, Rembang Jateng. Seminggu sebelumnya, Ganjar juga mendatangi kediaman Habib Syech Abdul Qodir Assegaf di Solo.
Tokoh lain yang sering ia temui adalah Habib Muhammad Luthfi bin Yahya. Habib Lutfi dan Ganjar bahkan pernah memimpin apel kebhinekaan dengan ribuan santri pada 30 November di Lapangan Pancasila Simpanglima Semarang.
Ganjar juga akrab dengan KH Maemoen Zubaer di Pondok Pesantren Al Anwar Sarang Rembang, KH HM Sya'roni Ahmadi yang merupakan Pengasuh Majelis Tafsir Masjid Al Aqsa Menara Kudus, KH Munif Zuhru Demak, dan KH Dimyati Rois Kendal.
Selain bersilaturahmi, ada alasan lain kenapa Ganjar nampak mesra dengan alim ulama. Hal ini tak lepas dari keberadaan istri Ganjar, Siti Atikoh Supriyanti. Atikoh adalah putri dari H.Supriyadi, tokoh NU di Purbalingga, Kakeknya adalah KH Hisyam A Karim pendiri Pondok Pesantren PP Riyadus Sholikhin Kalijaran, Karanganyar Purbalingga. KH. Hisyam adalah sosok ulama besar yang karya karyanya kondang dilantunkan para santri.
Tak cuma kyai Nahdlatul Ulama saja, Ganjar juga akrab dengan tokoh-tokoh Muhammadiyah. Tahun lalu, ia tampil bersama pimpinan wilayah Muhammadiyah dalam acara Gayeng Muhammadiyah untuk Jateng Berkemajuan.
Selain bersilaturahmi, Ganjar juga memberi bantuan pada pondok yang ia kunjungi. Uniknya anggaran bantuan itu tidak berasal dari APBD. Melainkan dari zakat gubernur, pejabat dan pegawai atau aparatur sipil negara (ASN) Pemprov Jateng. Mereka menyisihkan 2,5 persen dari pendapatannya setiap bulan.
Tiap bulan terkumpul uang rata-rata Rp 1 miliar lebih. Zakat itu dikelola oleh Badan Amil Zakat Infaq dan Sadaqah (Baznas) Jateng. Hasilnya disalurkan untuk membantu pondok pesantren, madrasah diniyah, masjid, panti asuhan, dan program pengentasan kemiskinan.
Dengan latar belakang dan keaktifannya bersilaturahmi, tidak mengherankan apabila kedekatan Ganjar dengan kyai dan ulama dianggap melebihi gubernur-gubernur Jateng sebelumnya. Bahkan baru-baru ini Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Quomas atau Gus Yaqut menyatakan kepemimpinan Ganjar harus dilanjutkan di periode kedua.
Namun Ganjar mengatakan, dirinya tak pernah sekalipun membahas politik dengan para ulama. Ia mengaku sering mampir ke sejumlah tokoh ulama untuk berdiskusi tentang peran pondok pesantren dalam pembentukan mental anak bangsa.
"Kita tahu bagaimana ujaran kebencian, hoax, narkoba, dan radikalisme marak. Nah ilmu agama yang diajarkan di pesantren saya pikir sangat ampuh mengatasinya," kata dia.
Kadang pembicaraan justru soal remeh temeh layaknya sahabat atau persoalan lain seperti tentang Asian Games 2018 ketika bertemu Gus Mus.
"Kemarin pas ketemu Gus Mus membicarakan soal Asian Games 2018. Saya juga meminta beliau untuk mengajak masyarakat mendukung event besar itu," kata dia.
Hal sama juga dilakukannya saat bertemu dengan Habib Syech di Solo. Ganjar mengatakan, dalam pertemuan itu hanya membahas program Jateng Bersholawat yang digagasnya dengan Habib Syech.
"Saya mengenal beliau (Habib Syech) sejak belum jadi gubernur. Setelah jadi gubernur, saya mengajak beliau keliling 35 kabupaten kota dengan Jateng Bershalawat," jelas Ganjar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar