Kamis, 27 April 2023

JADI PENGEKOR SEJATI, PRABOWO HANYA BISA MENDOMPLENG ELEKTABILITAS JOKOWI

Elektabilitas Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto jadi sorotan. Dalam acara “Silaturahmi bersama Presiden RI” yang digelar Minggu (2/4/2023), Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menyebut bahwa elektabilitas Prabowo naik karena belakangan kerap mendampingi Presiden Joko Widodo. Awal Maret lalu misalnya, Prabowo mendampingi Jokowi dalam acara panen padi bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan warga Desa Lenjer, Kecamatan Ambal, Kebumen, Jateng.

 “Kalau kita berbisnis, mesti ikut yang lagi wangi, Pak, yang lagi harum. Yang lagi harum itu, artinya pegang apa saja jadi, Pak,” kata Zulhas, di kantor DPP PAN, Jakarta, Minggu.

“Tidak heran kalau Pak Prabowo panen padi sama Pak Jokowi, survei naik, Pak. Jadi kalau ikut yang auranya lagi naik, kita kebawa, Pak,” tuturnya.

Namun, pernyataan Zulhas itu buru-buru dibantah oleh Jokowi. Menurut Presiden, elektoral Prabowo naik bukan karena dirinya, melainkan dari hasil kerja keras Ketua Umum Partai Gerindra itu sendiri.

“Ini tadi disinggung mengenai Pak Prabowo yang naik elektabilitasnya. Saya pikir-pikir naiknya elektabilitas beliau itu bukan karena saya, tidak, ya karena beliau sendiri dan Gerindra,” kata Jokowi disambut tepuk tangan para ketua umum partai dan undangan yang hadir dalam acara tersebut.

Sementara, dalam acara yang sama, Prabowo mengakui bahwa elektoralnya meningkat karena peran serta Jokowi. Sebagai Menteri Pertahanan, kata Prabowo, naik turun elektabilitasnya bergantung dari kerja pemerintah di bawah pimpinan Kepala Negara.

“Saya ini, kami ini, bagian dari pemerintah. Kalau pemerintah berhasil, kami ikut naik. Kalau pemerintah tidak berhasil, kami ikut turun. Saya kira sederhana sekali,” kata Prabowo usai hadir dalam acara

“Silaturahmi Ramadhan bersama Presiden RI” di Kantor DPP PAN. Mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu lantas menyebut Presiden Jokowi terlalu rendah hati lantaran tak mengakui perannya dalam meningkatkan elektabilitas dirinya. “Pak Jokowi terlalu rendah hati,” kata Prabowo.

Lantas, benarkah elektabilitas Prabowo naik? Lebih lanjut, apakah kenaikan tersebut memang dikontribusikan oleh Jokowi? Elektabilitas Prabowo Menurut survei sejumlah lembaga, elektabilitas Prabowo memang meningkat baru-baru ini. Survei terbaru Indikator Politik Indonesia yang dirilis Maret kemarin mencatat, tingkat elektoral Prabowo sebesar 21,7 persen. Angka tersebut naik lebih dari 2 persen dari survei periode sebelumnya atau Februari 2023 sebesar 19,5 persen. Elektabilitas Prabowo tersebut sama besarnya dengan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Namun, berbeda dengan Prabowo yang mengalami peningkatan, tingkat elektoral Anies justru merosot.

Kendati demikian, elektoral Prabowo dan Anies itu masih kalah dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang unggul di peringkat pertama dengan elektabilitas 30,8 persen. Menurut Indikator, naiknya elektabilitas Prabowo tersebut berimbas pada melesatnya elektoral Partai Gerindra hingga 5 persen. Pada survei Desember 2022 lalu, tingkat elektoral Gerindra sebesar 9,5 persen. Sedangkan dalam survei terbaru, partai berlambang garuda itu mencatatkan elektabilitas 14,0 persen. Capaian tersebut menempatkan Gerindra sebagai partai dengan elektabilitas terbesar kedua setelah PDI Perjuangan, menggeser posisi Partai Golkar.

“Gerindra meningkat tajam ke 14 persen. Mungkin karena (elektabilitas) Pak Prabowo meningkat, jadi membawa efek ke Gerindra," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam rilis survei daring, Minggu (26/3/2023).

Masih merujuk survei Indikator, elektabilitas Prabowo naik disinyalir karena efek endorsement atau sinyal dukungan Presiden Jokowi.

"Terus terang kita agak jarang mendapati pola elektabilitas atau dukungan yang menurun kemudian tiba-tiba meningkat. Ini kan elektabilitas Pak Prabowo setahun terkahir kemudian tiba-tiba meningkat dalam beberapa bulan terakhir," kata Burhanuddin Muhtadi.

Menurut Indikator, dukungan pemilih Jokowi pada Pemilu 2019 lalu terhadap Prabowo saat ini pun naik sekitar 2 persen, dari 17 persen menjadi 19 persen.

 "Jadi kalau enggak ada endorse Jokowi tinggal nunggu waktu, habis (dukungannya). Jika kita bandingkan sebelum ada endorsement dan setelah ada endorsement itu kenaikannya 2 persen, efeknya cukup besar," terang Burhanuddin. 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

EXIT POLL LUAR NEGERI! GANJAR MENANG SATU PUTARAN DI AUSTRALIA & AMERIKA

Viral di grup WhatsApp hasil exit poll Pilpres 2024 dimana pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menang. Ha...