Dua puluh lima tahun yang lalu, tepatnya pada Februari – April 1998, puluhan aktivis mahasiswa hilang satu per satu. Sebagian dari mereka kembali, sebagian yang lain tidak ditemukan hingga hari ini, alias hilang.
Peristiwa hilangnya aktivis mahasiswa, yang kemudian disebut sebagai insiden penghilangan dan penculikan paksa tersebut, terjadi pada masa pemilihan presiden Republik Indonesia periode 1998-2003.
Pada masa itu, terdapat dua agenda politik besar yang sedang digelar di tanah air, yakni Pemilihan Umum 1997 dan Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada bulan Maret 1998. Siapa calon terkuat presiden RI saat itu? Suharto tentu saja.
Untuk mengingat kembali nama-nama mereka dalam rangka peringatan Hari Orang Hilang Sedunia yang jatuh pada 30 Agustus, berikut nama-nama yang Rappler himpun dari data Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS):
13 Korban yang masih hilang
Dedy Umar Hamdun, hilang pada 29 Mei 1997. Ia terakhir terlihat di Tebet, Jakarta Selatan.
Herman Hendrawan, hilang pada 12 Maret 1998. Ia terakhir terlihat di gedung Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI).
Hendra Hambali, hilang pada 14 Mei 1998. Ia terakhir terlihat di Glodok Plaza, Jakarta Pusat.
Ismail, hilang pada 29 Mei 1997. Ia terakhir terlihat di Tebet, Jakarta Selatan.
M. Yusuf, hilang pada 7 Mei 1997. Ia terakhir terlihat di Tebet, Jakarta Selatan.
Nova Al Katiri, hilang pada 7 Mei 1997. Ia terakhir terlihat di Jakarta.
Petrus Bima Anugrah, hilang pada 1 April 1998. Ia terakhir terlihat di Grogol, Jakarta Barat.
Sony, hilang pada 26 April 1997. Ia terakhir terlihat di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Suyat, hilang pada 13 Februari 1998. Ia terakhir terlihat di Solo, Jawa Tengah.
Ucok Munandar Siahaan, hilang pada 14 Mei 1998. Ia terakhir terlihat di Ciputat, Tangerang Selatan.
Yani Afri, ia hilang pada 26 April 1997. Ia terakhir terlihat di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Yadin Muhidin, ia hilang pada 14 Mei 1998. Ia terakhir terlihat di Sunter Agung, Jakarta Utara.
Wiji Thukul, hilang pada akhir 1998. Ia terakhir terlihat di Utan Kayu, Matraman, Jakarta Timur.
Dalam penculikan tersebut, Leonardus Nugroho alias Gilang, seorang aktivis yang berprofesi sebagai pengamen jalanan dan sering terlibat dalam kegiatan bersama mahasiswa di Yogyakarta dan Solo, akhirnya ditemukan di Magetan, Jawa Timur, dalam keadaan tewas dengan luka tembak di tubuhnya.
Dari daftar di atas, masih ada satu aktivis yang tercatat di Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang juga masih hilang, bernama Abdu Naser. Ia hilang pada 14 Mei 1998, dan terakhir terlihat di Karawaci, Tangerang.
Siapa bertanggungjawab terhadap penculikan puluhan aktivis ini?
Menurut laporan tim ad hoc Komisi Penyelidikan Pelanggaran HAM Berat Penghilangan Orang Secara Paksa (PPOSP) periode 1997-1998, Tim Mawar adalah yang paling bertanggungjawab atas peristiwa penculikan puluhan aktivis ini.
Tim Mawar merupakan sebuah tim yang dibentuk dibawah Grup IV Komando Pasukan Khusus (Kopassus) berdasar perintah langsung dan tertulis dari Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayjen TNI Prabowo Subianto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar