Senin, 24 April 2023

TERLIBAT PENCULIKAN AKTIVIS TAHUN '98! MASYARAKAT TOLAK BERIKAN DUKUNGAN KEPADA PRABOWO

Sejumlah keluarga korban penculikan aktivis pro demokrasi tahun 1997-1998 yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Orang Hilang (Ikohi) menyerukan penolakan memilih calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan memilih Joko Widodo di Pilpres 2019.

"Keluarga korban [penculikan dan penghilangan paksa 1998] menyatakan semuanya menolak capres penculik, capres pelanggar HAM, Prabowo. Itu ekspresi konkret dari mereka semua," kata Ketua Dewan Penasehat Ikohi, Mugiyanto di Hotel Grand Cemara, Menteng, Jakarta, Rabu (13/3).

Mugiyanto, yang juga seorang mantan aktivis Reformasi 1998 itu menyatakan Prabowo diduga kuat sebagai pelaku penghilangan paksa para aktivis pro demokrasi saat masih aktif menjabat sebagai Komandan Jendral Kopassus TNI AD.

Salah satu buktinya, ia menyebut adanya surat keputusan Dewan Kehormatan Perwira (DKP) bernomor KEP/03/VIII/1998/DKP pada tahun 1998 lalu menyebut pertimbangan yang melatari rekomendasi pemecatan Prabowo.

Ia menyatakan para keluarga korban penculikan dan penghilangan paksa 1998 berkomitmen ingin mengalahkan 'capres pelanggar HAM di Pilpres 2019' dengan memilih Jokowi.

"Kita tak punya bayangan bahwa pelaku pelanggar HAM yang belum mempertanggung jawabkan perbuatannya didepan hukum itu dipilih sebagai presiden. Kita ingin kalahkan capres pelanggar HAM, kita tak bisa membayangkan indonesia dipimpin oleh pelanggar HAM," kata Mugiyanto.

Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional, Dahnil Anzhar Simanjuntak, telah menegaskan Prabowo tuntaskan sejumlah pelanggaran HAM.

Ketimbang Jokowi, kata Dahnil, Prabowo lebih bersih dari isu HAM. Sebab tak pernah ada satu bukti atau pengadilan mana pun yang menyatakan Prabowo berkaitan dengan kasus HAM masa lalu.

"Tidak pernah, tidak pernah ada pengadilan mana pun yang menyatakan [Prabowo langgar HAM], itu kan isu yang memang selalu diangkat setiap lima tahun, tapi tidak pernah ada bukti," ujarnya.

Paian Siahaan, ayah dari Ucok Munandar Siahaan, seorang aktivis yang diculik karena menentang Orde Baru turut bersikap untuk tidak memilih Prabowo di Pilpres 2019.

Paian menegaskan para keluarga korban penculikan dan penghilangan paksa telah berkomitmen untuk mendukung Jokowi di Pilpres 2019. Kata dia, Jokowi sendiri tak pernah terlibat dan bertekad menuntaskan pelanggaran HAM berat di periode 1998 lalu.

"Karena Pak Jokowi tak terlibat dan bersih dalam kasus ini. Dan kami yakin bisa menyelesaikan kasus ini walaupun waktunya belum tepat," kata dia.

Paian pesimistis bila Prabowo akan menuntaskan berbagai pelanggaran HAM berat masa lalu bila terpilih sebagai Presiden.

Pasalnya, kata dia, Prabowo sendiri merupakan bagian dari pelaku dan akan akan menutup seluruh pintu untuk menuntaskan pelanggaran HAM masa lalu.

"Tapi kalau Pak Prabowo pasti akan tertutup untuk menyelesaikan masalah ini. Jadi bila negara ini tak ingin ada prahara pelanggaran HAM maka harus pilih Jokowi," ucap dia.

Sementara Ibu Ucok, Damaris Hutabarat menyarankan kepada masyarakat dan terutama pemilih dari kalangan milenial untuk tetap mendukung Jokowi ketimbang Prabowo.

"Saya berharap kepada adik-adik, saya minta supaya adik-adik pilih Jokowi, jangan siapa-siapa, jangan monster itu yang dipilih," tegas dia.

Tak hanya Paian dan Damaris yang hadir, para keluarga korban penculikan aktivis 1998 turut hadir di acara tersebut. Mereka diantaranya Ayah dari aktivis Petrus Bima Anugrah, Utomo Raharjo, Adik dari seniman dan aktivis Wiji Thukul, Wahyu susilo, dan Ibu dari Leonardus Nugroho Iskandar (Gilang), Budiyarti.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

EXIT POLL LUAR NEGERI! GANJAR MENANG SATU PUTARAN DI AUSTRALIA & AMERIKA

Viral di grup WhatsApp hasil exit poll Pilpres 2024 dimana pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menang. Ha...