Ibuku suka sekali dengan olahraga yang mengguncang adrenalin. Off road salah satunya. Kegiatan mobil-mobil beroda besar itu melintasi jalanan yang super terjal sudah kulihat dari kecil.
Siapa lagi yang mengajakku nonton selain ibuku. Di barisan terdepan trek off road, ibuku menyoraki para driver mobil-mobil sangar itu. Jadi tidak asing lagi ya ketika melihat mereka tumbang ditengah jalan, kadang ada yang guling ke jurang, ada juga yang terperosok ke kubangan trek yang curam.
Membicarakan Off road memang tidak akan ada habisnya, karena isinya penasaran hingga bikin kita ingin melihat aksinya langsung. Aku sudah lama tak melihatnya secara langsung, tapi kejadian mobil Jokowi menerjang kerusakan jalan di Lampung mengingatkanku dengan perlintasan off road, rasanya membuatku ikut ketar-ketir jika saja mobil RI1 itu terperosok ke lubang yang dalam.
Awalnya Jokowi sudah dijadwalkan untuk melewati jalan rusak di kawasan Rumbia Lampung Tengah, yang perbaikannya sudah dikebut habis-habisan oleh Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi.
Bukan Jokowi namanya, kalau tidak bisa membaca taktik licik gubernur tua bangka itu. Jokowi mengubah perlintasannya di jalan rusak lainnya, seolah-olah meperlihatkan bagaimana kondisi jalanan Lampung yang masih diabaikan oleh gubernurnya.
Akhir-akhir ini berita buruk memang menghinggapi provinsi Lampung, apa lagi kalau bukan penampakan jalannya yang rusak. Arinal yang kena kritik malah semena-mena mengeluarkan ultimatum untuk menghukum mereka yang mengkritik. Tapi karena kekuatan netizen, ultimatum jadi hilang.
Kabarnya sih jalan sudah mulai diperbaiki, tapi nyatanya saat Jokowi bertandang ke Lampung untuk mengecek harga pangan, jalannya masih mengenaskan.
Hoho, jadi yang diperbaiki ini hanya jalan yang dikritik saja? Yang tidak terlihat masih diabaikan begitu? Sebenarnya apa sih masalah gubernur Lampung hingga mengabaikan infrastruktur utama masyarakat ini?
Padahal kalau dipertajam lagi realisasi APBD Lampung tahun 2022 ini tertinggi di Indonesia, tapi kenapa sejumlah jalannya masih jelek. Dalam kunjungan di Lampung itu, Jokowi menemui awak media untuk mengabarkan bagaimana kondisi jalan yang viral di media sosial.
Arinal Djunaidi hanya diam di belakang presiden, keberadaannya membuat netizen geram. Sebagai pemimpin, ia tidak bisa berbicara apa-apa disaat jalan di wilayahnya tergolek lemah tanpa aspal dan justru banyak lubang memenuhi permukaan jalan.
Di depan awak media, Jokowi menjelaskan bagaimana ranah kebijakan masing-masing pemimpin. Mulai dari pemerintah pusat bertanggung jawab untuk jalan nasional, gubernur untuk jalan provinsi dan bupati/wali kota bertanggungjawab terhadap jalan kabupaten/kota.
Dengan begitu, Jokowi menekankan sekaligus mengambil alih pembicaraan mewakili Arinal, bahwa akan ada perbaikan 15 ruas jalan di lampung dengan dana 800 miliar yang akan di mulai nanti bulan Juli.
Tentu saja realisasinya sesuai dengan yang dijelaskan Jokowi tadi tentang pembagian ranah tanggungjawab jalan. Masak iya sudah dibantuin ngomong, tanggung jawabnya masih dibebankan ke pemerintah pusat, nggak tau diri kalau begitu gubernurnya.
Arinal hanya manggut-manggut, saat diminta Jokowi untuk bertanggungjawab terhadap jalan provinsi yang seharusnya menjadi jatahnya. Ngomongin tentang jalan di Lampung tidak selesai-selesai hingga mengharuskan Jokowi turun tangan langsung memang membuat malu, terlihat sekali kalau gubernurnya tidak bisa menyelesaikan masalah sendiri.
Beda halnya dengan Ganjar Pranowo yang sibuk terus kesana kemari mengontrol perbaikan jalan kemarin jelang lebaran. Demi mempersiapkan mudik warganya, Ganjar terus mengejar target perbaikan jalan hingga jembatan yang menjadi jalur utama untuk para pemudik.
Ada Jembatan Juwana di Pati yang ambles karena termakan usia, pembangunannya sudah rampung April kemarin sehingga ketika mudik jalannya siap menjadi lintasan pemudik. Untuk perbaikan-perbaikan jalan lainnya pun sama-sama dikebut, tapi bukan berarti Ganjar melupakan kualitas jalannya lho ya.
Gubernur Jawa Tengah itu terus memantau perbaikan berbagai ruas jalan yang menjadi tanggungjawabnya. Jadi ia tahu mana kontraktor curang yang mengurangi bahan perbaikan, sehingga dapat mempengaruhi kualitas jalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar