Menteri BUMN Dahlan Iskan menyatakan, Ganjar Pranowo bisa membuat peta politik Pilpres 2024 berubah total.
Dimana mimpi Prabowo Subianto dan Anies Baswedan untuk bisa jadi capres kandas di tengah jalan.
Hal itu diungkap Dahlan Iskan dalam tulisannya berjudul ‘Lebaran Prabowo’ yang tayang pada Minggu 23 April 2023.
Menurutnya, PKB bisa saja tiba-tiba meninggalkan Partai Gerindra yang sedari awal mengusung Prabowo Subianto sebagai capres 2024.
Sebab Gerindra sangat tergantung kepada PKB untuk bisa mencalonkan Prabowo sebagai capres.
Dengan demikian, nasib Prabowo sejatinya sangat ditentukan oleh partai pimpinan Muhaimin Iskandar itu.
Jika hal itu benar-benar terjadi, maka Prabowo sangat mungkin tidak mendapatkan kendaraan untuk memperebutkan kursi RI 1.
“Prabowo menjadi sangat ditentukan oleh PKB. Begitu PKB meninggalkan koalisi dengan Gerindra, Prabowo tidak dapat kendaraan,” tulisnya dikutip pojoksatu.id.
Dahlan Iskan menulis, PKB adalah parpol yang sangat realistis dan sangat mungkin bergabung untuk mendukung Ganjar Pranowo.
Dengan kondisi kekinian, sejatinya posisi Ganjar Pranowo cukup kuat dan sudah di atas angin.
“Partainya NU itu akan sangat realistis. Begitu melihat posisi Ganjar pasti terpilih PKB akan sekalian bergabung ke Ganjar,” kata Dahlan Iskan.
Jika demikian yang terjadi, maka kekuatan Ganjar di Pilpres 2024 tentu cukup besar.
Pasalnya, PKB memiliki basis pemilih warga Nahdliyin yang selama ini juga dikenal sangat dekat dengan Presiden Jokowi.
Secara otomatis, Ganjar akan mendapatkan dukungan penuh dari Nahdliyin.
“Kalau sampai itu terjadi maka NU bisa bulat ke Ganjar: struktural ikut Jokowi, kultural juga ikut Jokowi,” terang dia.
Selain PKB, menurut Dahlan Iskan, pengkhianatan juga berpotensi dilakukan Partai Nasdem.
Partai Nasdem yang sedari awal mengusung Anies Baswedan sebagai capres pun bisa saja bergabung mengusung Ganjar Pranowo.
“Nasdem pun bisa berubah pikiran,” tulisnya.
Jika itu yang terjadi, kata Dahlan Iskan, maka tentu saja akan menimbulkan efek domino terhadap sejumlah parpol lainnya.
Yang dimaksud Dahlan tidak lain adalah Partai Gerindra, Partai Demokrat dan PKS.
“Kalau sampai Nasdem seperti itu maka PKS dan Demokrat senasib dengan Gerindra. Sama-sama tidak dapat memiliki satu kendaraan pencapresan,” tandas Dahlan Iskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar