Semua ini bermula dari pertemuan antara Prabowo dengan Gibran di Solo pada malam hari. Secara mengejutkan relawan Gibran mendukung Gibran menjadi cawapres Prabowo.
Prabowo dekat dengan Jokowi dan Gibran, lalu tiba-tiba ada narasi bahwa keduanya mendukung Prabowo, tentu ini bukan terjadi secara tiba-tiba. Seandainya Kaesang sudah terjun ke politik, bukan tidak mungkin dia pun akan diseret dan dikondisikan seolah-olah dia mendukung Prabowo.
Tapi semua spekulasi itu langsung dihentikan dengan sekali tebas. Yang pertama, Gibran akan menjadi juru kampanye Ganjar dan akan mulai bekerja Sabtu ini. Gibran juga akan tegak lurus dengan arahan partai. Ini adalah counter untuk meredam narasi kubu sebelah.
Relawan Gibran terbelah dua, sebagian dukung Ganjar, sebagian dukung Prabowo. Ketika ditanya tentang ini, Gibran menjawab itu bukan arahan dia. Relawannya tidak terafiliasi dengan partai mana pun.
Dengan demikian, sudah jelas, Gibran akan menjadi salah satu mesin pemenangan Ganjar. Prabowo kena skakmat yang pertama.
Skakmat yang kedua, ini jauh lebih mematikan. Ini terkait Jokowi yang selama ini diseret-seret seolah dekat dan mendukung Prabowo. Jokowi mengurus tim yang beranggotakan 7 orang untuk membantu pemenangan Ganjar di pilpres. Belum jelas siapa 7 orang yang dimaksud. Tapi salah satu nama yang dirumorkan adalah Andika Perkasa.
Yang ngomong ini bukan cuma Hasto dari PDIP, tapi juga Hary Tanoe dari Partai Perindo. Tim ini bertugas membangun strategi besar untuk memenangkan Ganjar. Artinya Jokowi komitmen mendukung Ganjar. End of discussion. Tidak ada lagi kebingungan soal Jokowi dukung Ganjar atau Prabowo. Ini adalah tanda jelas kalau Jokowi mendukung Ganjar.
Jadi tolong buat Gerindra ataupun relawan Prabowo, tolong jangan bawa-bawa lagi nama Jokowi untuk kepentingan narasi politik. Kalau memang Prabowo hebat, biarkan dia menjual prestasinya sendiri. Toh Prabowo sudah diberi kesempatan selama 4 tahun jadi menteri pertahanan. Setidaknya ada prestasi yang bisa dibanggakan. Misalnya usulan keren untuk mendamaikan Rusia dan Ukraina atau rencana memindahkan makam Pangeran Diponegoro. Rasanya itu layak diketahui seluruh rakyat Indonesia.
Jangan hanya nempel dengan Jokowi lalu mengklaim teman dekat Jokowi dan didukung Jokowi. Tidak perlu menjual nama Jokowi untuk mengambil simpati masyarakat. Jokowi meminta dibentuk tim untuk memenangkan Ganjar, tapi tidak ada berita bahwasanya Jokowi mengutus tim untuk memenangkan Prabowo. Tapi lucunya kubu Prabowo merasa Jokowi mendukung Prabowo.
Kembali lagi ke pertanyaan sebelumnya, dari mana munculnya narasi Jokowi mendukung Prabowo? Jawabannya adalah spekulasi liar yang dimulai kecil-kecilan, terstruktur, terencana lalu menjadi liar. Politik itu ada kaitannya dengan interprestasi, tafsir dan analisis yang bermacam-macam.
Coba pikirkan sekali lagi, relawan Gibran ada yang mendukung Prabowo lalu Gibran jadi juru kampanye Ganjar. Jokowi dibilang dukung Prabowo, lalu ada berita pembentukan tim 7 untuk memenangkan Ganjar. Projo mau mendukung Prabowo, lalu ketumnya jadi menkominfo dan bilang belum menentukan sikap.
Semua narasi yang mengarah kepada kepentingan politik Prabowo, langsung ditepis dalam waktu sesingkat-singkatnya. Kalau ada yang merasa ini adalah langkah catur yang canggih, gak salah juga sih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar