Calon Presiden dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo, yang saat ini masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, merupakan sedikit dari pejabat publik, yang paling sering tampil bersama pasanganya, sang istri.
Selain pada acara resmi, hampir selalu pada event-event kesehariaan Ganjar Pranowo selalu bersama sang istri tercinta Siti Atiqoh Supriyanti.
Saat olahraga jalan pagi, bersepeda, menikmati kuliner selalu ada sosok cantik Siti Atikoh disamping Ganjar.
Media elektronik dan cetak serta media sosial kerap menayangkan kemesraan pasangan sangat serasi ini.
Kedua pasangan itu dalam berbagai tayangan video pendek memperlihatkan kemesraan luar biasa, layaknya remaja sedang pacaran.
Keduanya tampak demikian mesra tanpa kesan dibuat-buat layaknya selebriti hiburan.
Pernah sebuah video pendek memperlihatkan kedekatan keduanya, ketika Ganjar tergesa-gesa -mungkin agak terlambat- memasuki gedung sebuah acara.
Dalam momen tergesa itu Ganjar tetap bergandengan tangan dengan Atiqoh, panggilan akrab sang istri.
Ini cukup memberikan gambaran betapa kedekatan dan kemesraan keduanya original, jauh dari kesan dibuat-buat.
Kehidupan harmonis pasangan yang telah dikarunia putra bernama Muhammad Zinedine Alam itu telah menjadi pengetahuan publik baik di Jawa Tengah maupun di seluruh Indonesia.
Tidak ada yang ditutupi dari kedekatan dan keakraban keduanya hingga masyarakat demikian terpesona menyaksikan kemesraan dan keharmonisan, pasangan yang tampak serasi itu.
Kemesraan dan keharmonisan kehidupan Ganjar Pranowo bersama Atikoh barangkali dapat disandingkan dengan kehidupan pasangan Presiden Jokowi dan Iriana yang demikian mengungdang decak kekaguman masyarakat.
Sebuah kemesraan yang sejatinya saat ini agak jarang terlihat dari para pesohor negeri ini.
Baik Presiden Jokowi dan Ibu Iriani serta Ganjar dan Atikoh seakan memberikan semacam pelajaran berharga kepada masyarakat bagaimana membangun kehidupan berumah tangga harmonis, sebagai fondasi awal mengembangkan harmoni sosial.
Sebagai pejabat publik dua pasangan itu menegaskan bahwa mewujudkan relasi sosial damai di tengah masyarakat harus dimulai dari kemampuan mewujudkan harmoni di lingkungan kecil bernama keluarga.
Ibda’ bi nafsi, memulai dari diri sendiri, kata satu hadist Rasulullah.
Konsep kepemimpinan dimulai dari kemampuan menata keharmonisan keluarga itu sebenarnya menjadi pedoman universal. Di negara paling liberal seperti Amerika Serikatpun, seorang Presiden dari sejak sebelum mencalonkan diri dipreteli dan dilihat kehidupan keluarganya.
Mereka yang ternyata terbukti tidak mampu mengelola menegemen keluarga akan sulit mendapat dukungan publik untuk diterima sebagai pemimpin dalam tingkatan apapun.
Ada ungkapan menarik yang menyebutkan bahwa dibalik keberhasilan dan kesuksesan seorang suami selalu dibelakangnya ada sosok wanita (istri) hebat.
Ungkapan yang populer itu menggambarkan betapa penting dukungan dan peran seorang istri terhadap aktivitas suami yang semua dapat terwujud hanya pada kehidupan keluarga harmonis.
Dai kondang KH. Zainuddin MZ pernah menggambarkan secara kocak bagaimana ketika suami yang kebetulan pejabat publik, sekali waktu istrinya ‘ngambek.’
Seluruh persiapan acara suami berantakan sehingga ketika menyampaikan sambutan seluruh persiapan buyar.
Secara logika sederhana tidak mungkin seorang dapat menjadi pemimpin yang baik di tengah masyarakat, jika ia tidak mampu mengelola institusi keluarganya. Keluarga adalah gambaran sebuah masyarakat. Hanya pemimpin yang berangkat dari keluarga, yang harmonislah yang lebih berpeluang dapat mengembangkan kepemimpinan berkualitas di tengah masyarakat.
Masyarakat Indonesia belakangan ini, yang sedang sesak dijejali berbagai informasi terkait kontestasi Pilpres 2024 dapat menilai dengan jernih siapa dan bagaimana calon Presiden mendatang. Parameter paling sederhana, lihatlah sosok yang paling mampu membangun keluarga harmonis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar