Mencermati sosok tiga bakal capres yang diprediksikan bertarung pada Pilpres 2024 mendatang, yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan (kalau jad) Anies Baswedan, membuat saya menarik satu kesimpulan mengenai perbedaan mendasar dari tiga orang ini.
Kesimpulan yang mungkin ada sisi subyektifnya, tapi kalau mau dicermati dan diakui dengan jujur, rasanya hasil pencermatan saya ini sangat beralasan, bahkan bisa saja terbukti karena memang itu faktanya.
Ya, saya menilai bahwa ada perbedaan mendasar dari ketiga bakal capres tadi sebenarnya hanya terbagi menjadi dua: sosok yang bossy serta sosok yang humble dan merakyat. Sosok yang saya nilai humble sekaligus merakyat, siapa lagi kalau bukan Ganjar Pranowo?
Coba saja cermati pemberitaan maupun postingan media sosial, juga cerita-cerita dari warga Jawa Tengah soal kepribadian Ganjar Pranowo, hampir pasti orang waras akan setuju dengan pencermatan saya itu. Lihat saja interaksi Ganjar dengan anak-anak, ketika berjumpa dengan lansia, berkomunikasi dengan petani, hingga berinteraksi dengan mahasiswa atau sosok senior yang begitu dihormati, cermati gestur, gaya komunikasi, dan ekspresi wajah Ganjar ... maka akan sangat berbeda dengan dua sosok lainnya. Betul?
Belum lama ini, Ganjar bahkan berbagi pengalaman ketika berkunjung dan menginap di rumah warga, dengan kondisi rumah yang sederhana, gambaran kondisi sebagian warga Jawa Tengah, yang mungkin mengingatkan Ganjar akan masa kecilnya yang pernah susah.
Meski ada orang bilang settingan atau pencitraan, coba saja bikin settingan model begitu terhadap Prabowo dan Anies, tapi kameranya disembunyikan, mungkin satu dua kali bisa tahan berpura-pura merakyat dan humble, tapi kalau lebih dari itu ... saya kok tidak yakin. Betul?
Saya cermati Prabowo dan Anies itu sama-sama bergaya bossy alias nge-boss, tapi sedikit ada perbedaan. Kabarnya Prabowo kecil hidupnya relatif tidak pernah susah, bahkan pernah ada yang cerita kalau nge-bossnya Prabowo sudah terlihat sejak kecil. Gaya hidup yang tampaknya masih melekat karena sudah membentuk dirinya selama puluhan tahun, termasuk ketika bercanda pun garing dan mungkin sesekali malah merendahkan orang lain. Masih ingat dengan candaan Prabowo soal "tampang Boyolali" kan?
Anies Baswedan mirip juga. Coba ingat ketika dia berkacak pinggang saat bicara dengan Presiden Jokowi, ketika duduk di meja ketika rapat, melengos saat menerima jabatan tangan rakyat biasa, atau menggunakan fasilitas jet pribadi buat kampanye sebelum Johnny Plate ditangkap.
Hanya bedanya, kalau Prabowo memiliki resource materi yang berlimpah sehingga bergaya nge-boss, kalau Anies nge-boss dengan memanfaatkan sekitarnya. Ini termasuk memanfaatkan backing-an ormas atau kelompok tertentu, yang akan membelanya dengan luar biasa meskipun Anies salah karena fanatisme buta atau mungkin pula karena balas budi. Entah kenapa kok Budi yang dibalas, padahal Budi belum tentu salah. Hahaha...!
Mencermati dua karakter mendasar hasil temuan saya tadi, jelas memudahkan saya buat memilih Ganjar sebagai calon Presiden RI saat coblosan pada Februari 2024, kecuali mendadak ada calon lain yang muncul dengan rekam jejak karakter humble dan merakyat yang melebihi Ganjar, mungkin akan bisa dipertimbangkan. Hanya, kalau pilihan hanya ada Ganjar, Prabowo, dan (kalau jadi) Anies ... ya jelas saya milih nama pertama!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar