Perencanaan pembangunan dan penanganan kemiskinan ekstrem yang dijalankan pada era pemerintahan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, menjadi role model bagi daerah lain.
Kali ini, rombongan dari Pemprov Papua Selatan dan pelaksana Program Keluarga Harapan Dinas Sosial Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, berkunjung ke Jawa Tengah. Mereka datang menemui Ganjar untuk melakukan studi tiru.
Ganjar mengatakan, kedatangan rombongan dari Pemprov Papua Selatan, untuk berdiskusi mengenai perencanaan pembangunan atau musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang).
“Saya sarankan pelibatan masyarakat dengan teori no one left behind. Karena hanya ada empat kabupaten, maka saran saya pemprovnya datang ke kabupaten, dengarkan suara suku-suku, kelompok perempuan, anak-anak, penyandang disabilitas,” kata Ganjar, seusai menemui rombongan dari Pemprov Papua Selatan dan PKH Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan di Puri Gedeh, Rabu (23/8/2023) malam.
Sebagai provinsi baru, menurut Ganjar, Papua Selatan perlu memiliki sistem perencanaan pembangunan. Selama ini, sistem perencanaan Pemprov Jawa Tengah dibantu dengan GRMS. Ganjar pun bersedia membantu, jika Pemprov Papua Selatan ingin memakai sistem yang sama.
“Tapi saya titipkan, semua harus diawali dengan integritas tinggi yang tidak korupsi. Ini saya sampaikan kepada mereka. Kalau itu bisa dijadikan pedoman, mumpung Papua Selatan masih baru, maka birokrasinya akan ditata sejak awal, sehingga value atau nilai-nilai juga dikembangkan dari awal,” katanya.
Ganjar juga mengatakan hal yang sama kepada rombongan PKH dari Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Penanganan kemiskinan ekstrem, imbuhnya, harus ditangani secara tepat sasaran. Dibutuhkan integritas terkait dengan verifikasi data, dan standar penilaian kemiskinan di masing-masing daerah.
“Kami melakukan inovasi dalam menangani kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah. Kami libatkan semua, termasuk masyarakat, instansi dan lembaga pemerintah, sampai perusahaan dengan CSR-nya. Kami juga libatkan Baznas,” jelas Ganjar, saat menjawab pertanyaan dari perwakilan PKH Kabupaten Luwu.
Berhasil Tekan Kemiskinan
Sementara itu, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Provinsi Papua Selatan, Agustinus Joko Guritno, mengatakan, sebagai daerah otonomi baru, pihaknya masih harus banyak belajar dari provinsi lain yang lebih maju.
Menurut Joko, diperlukan perencanaan pembangunan yang baik sesuai dengan aturan dan kebutuhan masyarakat, agar suatu daerah bisa cepat maju.
Disampaikan, Provinsi Jawa Tengah dipilih sebagai daerah untuk studi tiru, karena mempunyai perencanaan pembangunan yang bagus. Pemprov Jateng memberikan pelayanan bidang pendidikan dan kesehatan yang baik, serta berhasil menekan angka kemiskinan.
“Jawa Tengah ini pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan lainnya sangat bagus. Kami dari kabupaten-kabupaten yang ada di Provinsi Papua Selatan sebelum pemekaran ini, kita menjalankan kerja sama dengan kabupaten-kabupaten yang ada di Jawa Tengah ini, baik Semarang, Solo, dan sebagainya. Kerja sama dalam bidang pendidikan dan lainnya kita sudah jalin,” katanya.
Sedangkan perwakilan dari Dinas Sosial Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Saiful mengatakan, kunjungannya ke Jawa Tengah untuk belajar terkait percepatan penanganan kemiskinan ekstrem yang dijalankan Gubernur Ganjar.
“Kami banyak belajar dengan apa yang sudah dilaksanakan di pemerintahan Gubernur Ganjar Pranowo, Jawa Tengah, terkait dengan pengentasan kemiskinan ekstrem. Ada keberhasilan dari satu juta penduduk miskin yang graduasi sejahtera,” ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar