Namanya Muhammad Zinedine Alam Ganjar, buah cintanya Ganjar Pranowo dan Siti Atikoh. Namanya saja buah cinta, pasti dibesarkan dengan cinta kasih yang tak terhingga takarannya.
Dia tumbuh menjadi anak yang pintar, tidak soal akademik saja tapi dalam segala hal. Seperti menyikapi suatu kondisi yang terjadi di sekitarnya. Prestasinya jangan ditanya, sejak kecil belajar sudah menjadi hobinya. Dan kedua orang tuanya punya peran besar di sana.
Dari Atikoh, Alam tidak lagi perlu guru les. Satu prestasi besarnya saat mewakili lomba internasional Sains di Korsel saat duduk di bangku SMP, medali emas dibawanya pulang untuk oleh-oleh tanah air tercinta.
Dari ibunya, Alam punya guru privat yang super duper memahaminya. Dan dari Ganjar, Alam belajar nilai kehidupan dan tentang leadership. Lalu untuk mengembangkan kemampuan sofskillnya, anak tunggal Ganjar-Atikoh itu masuk ke barisan organisasi.
Diantaranya e-sport Jateng, yang membuatnya gemar ikut serta berkegiatan di dalamnya. Dalam setiap event dan pergerakan, dia membawa nama Jateng sehingga membuatnya sering bersinggungan dengan sang ayah. Sekedar untuk mengurusi administrasi maupun berkonsultasi dalam beberapa pergerakan.
Kesibukan kedua orang tuanya melayani rakyat, tak membuat Alam ikut sibuk dengan hal-hal liar. Dia memanfaatkan waktu untuk mengembangkan diri sendiri menjadi anak yang berintegritas.
Di acara Rosi kemarin dia membuktikan, lewat ceritanya yang sudah dilalui selama 21 tahun ini. Kebiasaan hidup sederhana nyatanya tidak berubah, walaupun statusnya menjadi anak seorang gubernur. Kalau kata ibunya, Alam ini low maintenance. Pakai barang kalo belum jelek, ya ga diganti.
Dia memegang prinsip penuh terhadap kebutuhan hidup bukan keinginan. Beda cerita kalo yang dijunjung keinginannya, tidak bakal merasa cukup adanya kurang terus. Dari sana nilai ngerem keserakahan itu berkembang besar.
Kesederhanaan lain saya lihat saat Rosi melintarkan pertanyaan, tentang reaksi Alam ketika mendengan berita ayahnya menjadi capres. Opsi dari Rosi apakah itu kategori “Good news or bad news?”. Jawabannya simple hanya sebuah berita saja, “its a news” begitu tandasnya. Tidak ada yang istimewa, karena itu amanah untuk ayahnya. Dia menanggapi biasa saja. Tidak ada yang beda, 10 tahun kemarin juga dijalaninya dengan tenang dan biasa-biasa saja.
Dari sana wejangan Ganjar yang kerap disampaikan di muka publik berhasil diaplikasikan Alam, untuk menjadi orang biasa saja. Ya, apapun jabatannya, jabatan itu cuma mandat. Tujuan utamanya tetap melayani rakyat, menuankan mereka.
Hal itu diungkapkan Alam Ganjar, saat ditanya Rosi perihal makna dari kekuasaan. Bagi Alam, kekuasaan hanyalah terminologi saja yang dapat mempengaruhi banyak orang karena tanggungjawab tinggi dibawa oleh pemilik kekuasaan. Dari kekuasaan itu previlege besar dipakai untuk menuangkan aspirasi yang membawa kebermanfaatan besar bagi rakyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar