Desa Wadas, adalah sebuah desa yang secara geografis berupa perbukitan, masuk wilayah Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Seperti kita ketahui dan bahkan menjadi perhatian berbagai pihak, pada tahun lalu sempat terjadi konflik antara warga Desa Wadas dengan pemerintah, berlatar belakang rencana pemerintah membuka penambangan batu andesit, untuk bahan utama pembangunan Bendungan Bener.
Sudah menjadi sebuah kewajaran universal bagi siapa pun orangnya untuk mempertahankan apa yang dimiliki. Termasuk masyarakat Desa Wadas dalam mempertahankan apa yang dimilikinya. Munculnya luapan emosi merupakan spontanitas yang masih dalam batas kewajaran serta bisa dimaklumi. Kekeruhan itu muncul karena adanya provokasi dari pihak-pihak ketiga yang memanas-manasi situasi, yang pada dasarnya hanya mencoba mencari keuntungan. Juga oknum-oknum yang memanfaatkan kekeruhan untuk mendiskreditkan pemerintah. Provokasi itu hanya termakan sesat dan pada akhirnya hanya bisa gigit jari, karena keuntungan itu sekarang berpihak kepada warga desa Wadas.
Rekah senyuman warga desa Wadas bak gayung bersambut. Harapan mereka terpenuhi. Pengorbanan dan keikhlasan warga desa Wadas berbuah manis, karena pemerintah memberikan ganti untung berlipat atas tanah mereka. Ini menandakan bahwa warga desa Wadas bukanlah warga yang tidak bisa diajak berdialog. Hanya dengan pendekatan hati melalui dialog dan komunikasi yang baiklah, mereka terbuka hati, pikiran, dan wawasannya. Hati mereka terketuk, bahwa bangsa dan negara ini membutuhkan pengorbanannya untuk kepentingan masyarakat banyak. Semuanya tidak terlepas dari upaya pemda Purworejo dan pemda Provinsi Jawa Tengah mengadakan pendekatan yang memanusiakan. Sumber
Konflik Wadas itu pun lantas dipolitisir oleh politisi-politisi busuk anti-pemerintah untuk menyerang gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Berbagai tanggapan miring bermunculan, terlebih dari para pembenci pemerintah. Bahkan ada upaya membenturkan pemerintah dengan masyarakat. Mereka menari di atas konflik yang terjadi. Mereka senang jika kasus Wadas tidak terselesaikan. Karena dengan tidak terselesaikannya permasalahan Wadas, mereka dengan mudah akan menjatuhkan Ganjar Pranowo. Elektabilas Ganjar Pranowo yang saat itu berada di urutan kedua setelah Prabowo, menjadikan sentimen-sentimen negatif yang cukup besar diarahkan ke Ganjar. Kasus Wadas menjadi ujian dan pertaruhan nama Ganjar Pranowo dalam persaingan capres 2024, meskipun hingga saat ini PDI Pejuangan tempat Ganjar bernaung belum memberikan kepastian.
Ganjar Pranowo telah berhasil menyelesaikan konflik yang terjadi secara damai dan tidak merugikan masyarakat desa Wadas. Ujian kasus Wadas dapat diatasi Ganjar Pranowo dengan mengevaluasi teknis penambangan batu andesit, pendekatan kepada warga Wadas tanpa kekerasan, dan usaha-usaha pemulihan kondisi guyub rukunnya warga. Juga intensifnya Ganjar mengunjungi desa Wadas dalam membangun komunikasi. Sumber
Dengan demikian, terbantahkanlah angapan bahwa Ganjar Pranowo lebih memihak dan mendukung pemilik modal yang mengerjakan proyek pembangunan Bendungan Bener. Otomatis pula kemampuan Ganjar Pranowo mengatasi kasus Wadas itu, membuat ular beludak pendompleng kasus Wadas terbirit-birit masuk semak belukar sembunyi. Dan akan muncul lagi jika ada kasus baru yang bisa dimanfaatkan untuk menyerang pemerintah.
Tetapi tidak usah heran dengan tanggapan yang muncul dari para pembenci pemerintah terhadap keberhasilan Ganjar Pranowo ini. Meskipun kasus Wadas mulai nampak terselesaikan, mereka tetap saja tidak senang melihat warga Wadas lepas dari permasalahan. Mereka tetap saja nyinyir karena yang dimiliki hanya keterbatasan dalam nalar berpikir, dan masuk golongan yang selalu mengalami kepahitan hidup.
Tengok saja Twit-nya GP (Ganjar Pranowo) saat nge-Twit “Dulu Wadas Melawan, Kini Wadas Tersenyum Menawan”. Berbagai tanggapan gambaran sirik dan sakit hati bermunculan. Tidak perlu penulis tunjukkan tanggapan Twit itu di tulisan ini, karena penulis tidak mau mengotori hati dan pikiran pembaca yang bersih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar