Calon presiden dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo sowan ke kediaman KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus di Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Senin siang, 13 November 2023.
Ganjar Pranowo datang dengan mengenakan kemeja lengan panjang warna putih, celana panjang hitam, dan peci berwarna hitam. Kedatangan Ganjar disambut menantu Gus Wahyu Mus, Wahyu Tiba di Ponpes Raudlatut Thalibin, Ganjar Pranowo disambut Gus Wahyu, menantu Gus Mus dan KH Nawawi Cholil. Selanjutnya, mantan Gubernur Jawa Tengah itu masuk ke kediaman untuk bertemu Gus Mus
Ganjar disambut hangat oleh Gus Mus. Ganjar nampak mencium tangan Gus Mus dan menyapanya dengan akrab. Ganjar dijamu dengan hidangan buah-buahan jeruk serta pisang rebus.
Ganjar dengan Gus Mus berlangsung tertutup. Awak media tidak diizinkan meliput pertemuan tersebut. Hanya diizinkan mengambil gambar di awal pertemuan. Usai pertemuan yang berlangsung sejam lebih itu, Ganjar mengatakan kedatangannya menemui Gus Mus hanya untuk silaturahmi.
"Silaturahmi aja," kata Ganjar
Menurutnya, pertemuan dengan Gus Mus membicarakan banyak hal, mulai dari hal-hal yang lucu hingga situasi kekinian.
"Walah, kalau sama Abah itu ceritanya yang lucu-lucu, cerita yang menceritakan situasi kekinian, yang enteng saja," ungkapnya
Politikus PDIP itu mengaku sudah berjanji akan sowan ke Gus Mus, bahkan sebelum masa jabatan Gubernur Jateng berakhir sudah berniat sowan untuk pamitan tapi belum terwujud.
"Dulu beliau umrah saya pikir waktunya bareng, saya mau menyusul tapi enggak ketemu juga, lalu dititipkan salam kepada keponakannya, lah baru ini bisa jadwalnya ya saya sowan hari ini, alhamdulillah bisa bertemu," ujarnya
Dalam perbincangan itu, Ganjar menambahkan Gus Mus menyinggung pertemuannya dengan sejumlah tokoh di kediamannya, Minggu.
"Ya pertemuan kemarin disini, ada kegelisahan kaum intelektual, agamawan, yang kemarin acara disini, ya semacam itu lah," imbuhnya
Sebelumnya, sejumlah tokoh bangsa, yang terdiri dari lintas iman, budayawan, dan aktivis HAM yang tergabung dalam Majelis Permusyawaratan Rembang (MPR) bersilaturahmi ke rumah Mustofa Bisri di Rembang, Jawa Tengah, membahas putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK).
Koordinator Pertemuan Alif Iman Nurlambang mengatakan bahwa keputusan MKMK yang menunjukkan adanya intervensi lembaga eksekutif terhadap yudikatif, membuat sejumlah tokoh bangsa merasa prihatin.
"Demokrasi Indonesia diayun-ayun. Kekuasaan terpusat di eksekutif, kemudian sebagaimana bukti-bukti yang ditemukan MKMK, ada intervensi dari eksekutif ke yudikatif, ke lembaga konstitusional itu," kata Alif dalam konferensi pers usai pertemuan di Rembang, Jawa Tengah, Minggu
Salah satu Putusan MKMK adalah memberhentikan Anwar Usman sebagai Ketua MK karena terbukti melanggar kode etik hakim konstitusi. MPR juga mengkhawatirkan pemilihan umum (pemilu) 2024 tidak bisa berjalan dengan baik karena azas jujur dan adil dalam pemilu berpotensi terancam, sebagaimana ditunjukkan oleh temuan MKMK. Menurut Alif, Gus Mus meminta agar para tokoh bangsa, tokoh lintas iman, dan aktivis HAM terus mengingatkan elit politik dan penguasa, bahwa pelanggaran terhadap demokrasi telah melukai masyarakat.
"Nasihat-nasihat perlu disampaikan kepada masyarakat, agar situasi tetap adem, kekecewaan disalurkan ke saluran yang demokratis," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, budayawan Goenawan Mohammad berharap Pemilu 2024 berjalan sehat, dengan azas luber jurdil tetap diimplementasikan. "Yang menang (pilpres) harusnya punya legitimasi, tidak hanya legalitas. Artinya diterima, masuk akal, sesuai hati nurani," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar