Bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo menggagas program Satu Keluarga Satu Sarjana. Ganjar menginginkan, dengan meningkatkan pendidikan bagi masyarakat juga akan meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat.
Gagasan ini mendapat respons positif. Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago menyatakan, gagasan tersebut layak diaplikasikan ke tingkat nasional. Namun, harus sesuai dengan karakteristik masing-masing daerah.
Tentunya, kualitas pendidikan yang ada saat ini harus ditingkatkan. Dalam rangka pemerataan pendidikan antara daerah dan kota-kota besar di Indonesia.
"Sebagai capres Ganjar lebih mendorong ke sistem pendidikan, beradaptasi dengan perubahan," kata Arifki dihubungi JawaPos.com, Kamis (12/10).
Menurut Arifki, peningkatan pendidikan formal juga harus sejalan dengan pendidikan informal. Masyarakat sedianya bisa membuka lapangan pekerjaan, jika sudah mengenyam pendidikan tinggi, sampai sarjana.
Arifki menyebut, mencari pekerjaan di Indonesia tidak lagi mudah. Sehingga masyarakat harus mampu meningkatkan kemampuan untuk bisa membuka lapangan pekerjaan.
"Tidak juga, tapi lebih kepada produktiftas sebagai profesional," ucap Arifki.
Sementara itu, bakal capres Ganjar Pranowo menegaskan, pendidikan menjadi kunci dalam pemberantasan kemiskinan. Ganjar berencana mencanangkan program satu keluarga miskin satu sarjana.
Ganjar memaparkan ide dan gagasannya untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maju, satu di antaranya terkait penghapusan kemiskinan. Pernyataan ini disampaikan Ganjar saat memberikan kuliah umum di Universitas Kristen Maranatha Bandung, Jawa Barat, Rabu (11/10).
"Saya orang meyakini, untuk menyelesaikan problem kemiskinan yang terbaik adalah dengan pendidikan. Kenapa saya bilang begitu, karena saya sendiri contohnya," ucap Ganjar.
Ganjar menceritakan, dirinya berasal dari keluarga sangat sederhana, bisa berhasil seperti saat ini karena pendidikan. Kalau ia tidak sekolah, maka mungkin nasibnya tidak seperti saat ini.
"Nah di situlah peran negara hadir. Bagaimana agar seluruh masyarakat Indonesia bisa mengakses pendidikan dengan baik," ujar Ganjar.
Selain itu, Ganjar juga mempunyai pengalaman dalam memutus kemiskinan dengan pendidikan. Saat memimpin Jawa Tengah, ia membuat sekolah boarding gratis untuk warga miskin bernama SMK Negeri Jateng.
"Semuanya gratis, tidur gratis, makan, sepatu, seragam, tas semuanya kami biayai. Dan yang bisa masuk ke sekolah itu syaratnya dari keluarga miskin," jelasnya.
Ia menyebut, program itu terbukti ampuh. Anak-anak miskin yang terancam tidak bisa sekolah akhirnya bisa mengenyam pendidikan. Hebatnya lagi, 100 persen lulusannya tidak ada yang menganggur.
"Mereka bekerja di perusahaan besar, ada yang di Jepang, Jerman, Korea dan lainnya. Dan mereka menjadi tulang punggung keluarga. Saya terharu ketika mereka mengatakan bisa melunasi hutang keluarga, membeli rumah, tanah dan lainnya. Mereka bisa mengangkat keluarga dari jurang kemiskinan," ungkap Ganjar.
Karena itu, program tersebut diharapkan bisa diperluas pada seluruh wilayah di Indonesia. Dia juga akan mendorong pendidikan gratis mulai PAUD hingga SMA.
"Dan kita ingin mendorong satu keluarga miskin satu sarjana. Kalau itu bisa terwujud, maka saya percaya kemiskinan bisa diselesaikan," tegasnya.
Ganjar pun optimis, untuk mewujudkan hal tersebut. Sebab dalam mewujudkannya, dibutuhkan kemauan dan strong leadership dalam setiap pengambilan keputusan.
"Makanya anggaran negara harus dinaikkan dua kali lipat, sistem pemerintahan harus digital dan korupsi harus diberantas. Kalau itu bisa, maka anggaran negara bisa diotimalkan untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan lainnya," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar