Usai melakukan kunjungan kerja ke Ukraina dan Rusia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) diagendakan untuk mengunjungi Uni Emirat Arab (UEA). Menurut Jokowi, kunjungannya ini dilakukan untuk membahas kerja sama ekonomi dan investasi.
“Saya akan berkunjung ke Uni Emirat Arab untuk melanjutkan kembali pembahasan kerja sama ekonomi dan investasi antara Indonesia dengan Uni Emirat Arab,” kata Jokowi
Jokowi mengatakan, kunjungannya ini tak hanya penting bagi Indonesia, namun juga penting bagi negara-negara berkembang untuk mencegah rakyat di negara berkembang dan berpenghasilan rendah jatuh ke jurang kemiskinan ekstrem dan kelaparan.
Sebelum mengunjungi Uni Emirat Arab, Jokowi terlebih dahulu mengunjungi Jerman untuk menghadiri KTT G7. Di sana, Jokowi mewakili Indonesia sebagai partner country dari G7 sekaligus Ketua Presidensi G20.
Di KTT G7, Jokowi juga akan mendorong dan mengajak negara-negara G7 untuk bersama-sama mengupayakan perdamaian di Ukraina dan mencari solusi dalam menghadapi krisis pangan dan krisis energi yang sedang melanda dunia.
“Memang upaya ini tidak mudah, tapi kita Indonesia akan terus berupaya,” tambahnya.
Setelahnya Jokowi akan mengunjungi Ukraina dan Rusia untuk bertemu kedua pemimpin negara tersebut. Dalam kunjungannya ini, Jokowi mengajak Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk membuka ruang dialog dalam rangka perdamaian serta membuka kembali rantai pasok pangan.
“Karena perang memang harus dihentikan dan juga yang berkaitan dengan rantai pasok pangan harus diaktifkan kembali,” kata Jokowi.
Usai mengunjungi Ukraina, Presiden Jokowi kemudian akan menuju Rusia untuk bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin. Jokowi mendorong agar Presiden Putin membuka ruang dialog dan segera melakukan gencatan senjata serta menghentikan perang.
“Sekali lagi, dengan misi yang sama, saya akan mengajak Presiden Putin untuk membuka ruang dialog dan sesegera mungkin untuk melakukan gencatan senjata dan menghentikan perang,” ujarnya.
Sebelumnya, dalam Indonesia-Emirates Amazing Week 2021 yang digelar di Jakarta pada Jumat (5/3/2021), terdapat delapan dokumen perjanjian yang disepakati kedua belah pihak. Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa perjanjian tersebut adalah penandatanganan tiga perjanjian bilateral antara Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA), serta lima perjanjian business to business (b to b).
Perjanjian yang ditandatangani tersebut yakni kerja sama mangrove dengan UAE, nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) kerja sama di bidang ekonomi kreatif, pengaturan teknis konferensi EUNIA mengenai ekonomi kreatif, usaha patungan antara Dubai Port (DP) World dan PT Maspion dalam pembangunan pelabuhan peti kemas di Jawa Timur, kesepakatan paspor logistik dunia, MoU antara PT Pindad dan Caracal, Pertamina-ADNOC dan kesepakatan pembiayaan LULU.
"Kami sangat berterima kasih atas peran Menteri Suhail dalam memajukan kerja sama bilateral antara UAE dan Indonesia seperti yang telah ditugaskan oleh kedua kepala negara kami," ujar Luhut, Jumat (5/3/2021).
Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail Al Mazrouei menyebutkan bahwa nilai investasi DP Dubai kepada PT Maspion adalah US$1,2 Miliar. Dia mengatakan bahwa kini pemerintah kedua negara sedang duduk bersama untuk mengidentifikasi area-area investasi yang tidak hanya bisa dikerjakan bersama antar pemerintah, tetapi juga sektor swasta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar