Penunjukan Indonesia sebagai pemegang presidensi G20, harus dapat dimanfaatkan untuk menciptakan terobosan dan aksi nyata dalam pemulihan sosial ekonomi, baik nasional maupun skala global.
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menilai presidensi Indonesia dalam kelompok G20, bisa menjadi momentum untuk kebangkitan ekonomi dan perdagangan Indonesia menjadi lebih baik.
"Ini adalah kepercayaan yang luar biasa dari negara-negara G20 dan harus dimanfaatkan sebagai salah satu momentum kebangkitan ekonomi dan perdagangan," kata Jerry
Indonesia kini sudah sah menjadi tuan rumah sekaligus Presidensi G20 yang dimulai pada 1 Desember 2021 hingga November 2022. Dipilihnya Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan forum G20 ini sesuai kesepakatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 ke-15 di Riyadh, Arab Saudi. Dan acara penetapan secara resmi dilakukan di Roma, Italia.
G20 merepresentasikan lebih dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia. Presidensi pada forum G20 diharapkan akan menjadi momentum kebangkitan ekonomi dan perdagangan Indonesia. Selain itu, Indonesia dapat memasukkan beberapa agenda yang berkaitan dengan kepentingan nasional. Bahkan tema yang diusung Indonesia yakni “Recover Together, Recover Stronger” akan berdampak bagi pemulihan ekonomi nasional dan ekonomi dunia.
Sebagai tuan rumah G20, Indonesia tentu akan mendapat keuntungan baik jangka pendek dan jangka panjang. Keuntungan jangka pendek dampaknya bisa dirasakan langsung ketika ada kegiatan dilakukan di Indonesia, karena mampu menarik perhatian atau minat dari masyarakat luar negeri datang ke Indonesia.
Sedangkan, keuntungan jangka panjangnya bisa menjadi pertimbangan sejumlah negara untuk berinvestasi di Indonesia. Apabila hal tersebut bisa dikelola dengan baik, akan memberikan pengaruh positif terhadap sektor berinvestasi di dalam negeri.
Ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira mengungkapkan bahwa momen Presidensi G20 dapat dioptimalkan dalam rangka posisi tawar Indonesia menjalin kerja sama perdagangan dan investasi bisa lebih memiliki daya tarik.
Bhisma berpendapat bahwa KTT G20 Indonesia dapat memberikan rekomendasi yang taktis supaya efek normalisasi kebijakan moneter di negara maju tidak merugikan ekonomi negara berkembang.
Ini sangat penting dimana pemulihan ekonomi secara global harus ada kolaborasi dan kerja sama antara negara besar dan negara kecil maupun negara maju dan berkembang untuk kepentingan bersama.
Dengan Presidensi G20, Indonesia juga dapat memimpin pada proses pemulihan ekonomi pasca pandemi virus Corona untuk tahun 2023. Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal, Suminto percaya bahwa Presidensi Indonesia akan mendorong pemulihan ekonomi global yang lebih kuat, inklusif, lebih seimbang dan berkelanjutan.
Suminto pun menjelaskan tema yang diusung terkait dengan pemulihan ekonomi benar-benar terwujud bagi negara-negara di dunia. Bukan saja untuk anggota G20, namun seluruh dunia dapat bersama-sama mencapai keinginan tersebut.
Suminto berharap bahwa Presidensi G20 yang dipimpin Presiden Jokowi dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar ekonomi dan perdagangan di Indonesia maupun global diharapkan bisa kembali pulih.
Sebelumnya, Menko perekonomian Airlangga Hartarto telah mengungkapkan beberapa manfaat langsung bagi Indonesia. Pertama, peningkatkan konsumsi domestik hingga Rp 1,7 triliun, penambahan PDB nasional hingga Rp 7,4 triliun. Selain itu, kegiatan ini akan membuka keterlibatan UMKM dan penyerapan tenaga kerja sekitar 33.000 di berbagai sektor.
Airlangga memperkirakan manfaat ekonominya bisa mencapai 1,5 – 2 kali lebih besar dari pelaksanaan IMF-WBG Annual Meetings 2018 di Bali karena pelaksanaan pertemuan G20 tahun depan yang direncanakan sejumlah 150 pertemuan dan side events selama 12 bulan. Kemudian, G20 akan membawa manfaat bagi sektor pariwisata, akomodasi serta makanan dan minuman. Yang terpenting, tambahnya, ini adalah branding Indonesia di dunia internasional. Hal tersebut akan menjadi modal kepercayaan pihak lain bagi Indonesia ke depannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar