Rabu, 22 Juni 2022

JOKOWI: JURU DAMAI RUSIA DAN UKRAINA

Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengunjungi Moskow untuk bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin pada tanggal 30 Juni 2022 mendatang. Guru Besar Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, melihat ada sisi baik dari rencana kunjungan Jokowi Tersebut.

Hikmahanto menyatakan, tujuan pertemuan Jokowi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin adalah sebuah upaya untuk membawa perdamaian antara Rusia dengan Ukraina.

"Jadi presiden perlu mendengar apa yang menjadi isu utama bagi Rusia sehingga melakukan perang yang tidak berkesudahan. Apa yang menjadi ganjalan bagi Rusia dan apa yang dapat menghentikan serangan militer khusus ke Ukraina," kata Hikmahanto

Presiden Jokowi juga dipastikan akan melakukan kunjungan ke Ukraina sebelum beranjak ke Rusia. Termasuk juga ke sejumlah negara yang memiliki keterkaitan dengan krisis pangan akibat perang antara Rusia dan Ukraina.

Hikmahanto mengharapkan agar Jokowi bisa mendorong perdamaian di antara kedua negara.

"Yang paling utama adalah soal perdamaian di Ukraina dan penghentian tragedi kemanusiaan. Ini harus menjadi prioritas," ujarnya

Dalam menghadapi konflik Rusia dan Ukraina, ujar Hikmahanto, Indonesia sebagai negara non-Blok harus berperan sebagai penengah yang tidak mengutuk pihak manapun dan berupaya mencari solusi. Caranya dengan mendengarkan perhatian masing-masing pihak.

"Tentu Bapak Presiden tidak mau menyalahkan Rusia tetapi apa yg menjadi concern Rusia terhadap Ukraina agar perdamaian tercipta. Ini nanti yg menjadi bahan untuk bertemu dengan Ukraina."

Invasi Rusia ke Ukraina juga dinilai memberikan dampak buruk bagi Indonesia, yakni terganggunya komoditas pangan seperti mie instan sehingga harganya naik. Seperti diketahui Indonesia menjadi pemasok gandum terbesar bagi Indonesia. Dari sektor bahan bakar, BBM Pertamax juga naik menjadi 12.500 juga di karenakan lonjakan minyak mentah dunia akibat konflik di Ukraina.

Presiden Indonesia Jokowi prihatin bahwa Indonesia sekarang berada dalam zona ekonomi yang berbahaya. Jika perang antara Rusia dan Ukraina tidak berakhir dalam beberapa bulan ke depan, perekonomian Indonesia juga akan menderita.

Alasannya adalah bahwa harga pangan dan energi saat ini ditetapkan pada tingkat tertinggi di pasar dunia. Kondisi ini tentunya mungkin merupakan tantangan terberat yang dihadapi Indonesia.

“Hal terpenting yang saya khawatirkan adalah harga makanan. Jadi, kami ingin perang di Ukraina dihentikan, diselesaikan dengan negosiasi sehingga kami dapat berkonsentrasi pada ekonomi,” kata Presiden Joko Widodo dalam wawancara eksklusif di kota Serang, provinsi Banten.

Kekhawatiran tersebut tak hanya dirasakan Indonesia saja namun hampir seluruh negara di berbagai belahan dunia, hingga membuat Presiden RI Jokowi dikabarkan tengah berencana mengadakan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 30 Juni mendatang, untuk membahas permasalahan krisis pangan, dikutip dari Kantor berita Rusia Tass.

Sebagai tuan rumah Presidensi G20 2022, Indonesia berusaha merangkul setiap kelompok untuk membangun dunia yang lebih baik. Presiden Jokowi memberikan langsung undangan kegiatan Presidensi G20 Indonesia kepada Rusia dan Ukraina. Ini menunjukkan sikap netral Indonesia untuk tidak memihak pada satu kelompok.

Hikmahanto menegaskan, Indonesia sebagai presidensi G20 juga memiliki kapasitas untuk mengambil peran dalam menengahi perang di Eropa timur ini. Komunikasi intensif birokrasi Kementerian Luar Negeri dan ketidakberpihakan pada satu kelompok dinilai jadi langkah penting.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

EXIT POLL LUAR NEGERI! GANJAR MENANG SATU PUTARAN DI AUSTRALIA & AMERIKA

Viral di grup WhatsApp hasil exit poll Pilpres 2024 dimana pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menang. Ha...