Rabu, 06 Juli 2022

TIGA SEKTOR FOKUS PEMERINTAH DALAM PEMULIHAN EKONOMI

Menkeu Sri Mulyani Indrawati menyebut, Indonesia telah mampu menjaga diri dari pandemi Covid-19 sejak kemunculannya pada awal 2020 lalu.

Terdapat sejumlah indikator ekonomi yang mengalami perbaikan hingga awal tahun ini. Dia menjelaskan, perbaikan tersebut di antaranya pertumbuhan ekonomi yang positif hingga neraca perdagangan.

"Kita patut mensyukuri bahwa Indonesia semakin mampu menjaga dari pandemi Covid-19 meskipun secara global masih ada beberapa negara yang masih mencoba mengendalikan Covid-19 terutama Omicron," ujar Sri Mulyani.

Sri Mulyani menambahkan, pertumbuhan ekonomi hingga kuartal I 2022 mencapai 5,01 persen. Kemudian pada April 2022, neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami surplus 7,56 miliar dolar AS. Kondisi surplus ini sudah terjadi 24 kali berturut-turut.

"Tentunya ini akan menjaga ekonomi Indonesia melalui kinerja ekspor kita karena ada tren kenaikan harga maupun pembelian ekonomi global akibat pandemi dan menggeliatnya kegiatan ekonomi di Indonesia," kata dia.

Meski begitu, Sri Mulyani mengingatkan agar Indonesia untuk terus waspada, karena masih banyak risiko ekonomi global yang mengancam, salah satunya inflasi. Dia mencontohkan, di banyak negara maju, seperti Amerika Serikat yang tingkat inflasinya sudah sangat tinggi. Per April 2022, inflasi di negeri Paman Sam mencapai 8,3 persen.

Naiknya inflasi bakal memaksa negara-negara mengetatkan kebijakan moneter mereka, yang berimbas pada kenaikan suku bunga acuan dan pengetatan likuiditas. Selain itu, konflik Rusia-Ukraina yang belum reda juga mengancam pasokan komoditas dan mengerek harga bahan pangan dan energi.

"Di sisi lain, di RRT (Republik Rakyat Tiongkok/China), akibat Covid-19 maka pemerintahnya melaksanakan zero case policy terhadap pandemi, yang artinya lockdown atau pembatasan, dan ini sangat berdampak ke ekonomi RRT dan dunia," ucapnya.

Menkeu Sri Mulyani Indrawati menjelaskan tantangan perekonomian pada April 2022 sudah bergeser. Dari pandemi Covid-19, kini tantangan perekonomian didominasi kenaikan harga-harga, baik karena disrupsi suplai maupun tekanan geopolitik.

“Kenaikan harga yang ekstrem ini menyebabkan pengetatan dari sektor moneter yang menyebabkan suku bunga naik dan likuiditas yang ketat,” ungkap dia secara daring, Kamis (26/5).

Ia menyebut terdapat empat tantangan yang harus dihadapi dalam perekonomian Indonesia, yakni inflasi tinggi, kenaikan suku bunga, pengetatan likuiditas dan pertumbuhan ekonomi global yang melambat.

“Ini adalah risiko yang harus jadi pusat perhatian kita untuk tahun ini dan tahun depan,” terangnya.

Oleh karena itu, APBN tetap menjadi instrumen yang utama dan pertama di dalam melindungi ekonomi dan masyarakat. Ia menilai konsolidasi APBN menjadi suatu keharusan demi menjaga APBN yang sehat dan berkelanjutan. 

“Karena kalau tidak dalam situasi inflasi tinggi, suku bunga tinggi, likuiditas ketat, dan pertumbuhan ekonomi lemah, APBN tidak boleh lemah atau harus segera sehat,” ungkap Ani, panggilan akrabnya.

Adapun, tiga fokus pemerintah pada tahun ini, pertama adalah menjaga pemulihan ekonomi sehingga tetap terjaga momentumnya. Kedua, menjaga daya beli masyarakat dan ketiga, menjaga kesehatan dan keberlanjutan APBN.

“Untuk itu, kita akan terus bekerja sama dengan seluruh Kementerian Lembaga dan juga dengan DPR agar APBN bisa terus terjaga dengan baik untuk bisa mendukung pemulihan ekonomi, menjaga daya beli masyarakat, dan menjaga kesehatan APBN sendiri,” pungkasnya.

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

EXIT POLL LUAR NEGERI! GANJAR MENANG SATU PUTARAN DI AUSTRALIA & AMERIKA

Viral di grup WhatsApp hasil exit poll Pilpres 2024 dimana pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menang. Ha...