Politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP, Hendrawan Supratikno menyebut elektabilitas bukan satu-satunya pertimbangan partai dalam mengusung calon presiden (capres) di 2024. Pernyataan ini untuk menanggapi moncernya elektabilitas Ganjar Pranowo dalam survei teranyar Indikator Politik Indonesia.
"Banyak faktor yang dipertimbangkan. Rekam jejak calon dalam berbagai bidang dicermati, visi kompetensi, integritas, portofolio relasi, dan aspek-aspek lain menjadi pertimbangan," ujar Hendrawan saat dihubungi Tempo, Kamis, 5 Januari 2023.
Meski begitu, Hermawi merespons positif hasil survei yang menempatkan Ganjar sebagai salah satu capres dengan elektabilitas tertinggi. Namun, ia menegaskan pemilihan capres dari PDIP merupakan hak prerogatif Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDIP.
"Ya tentu kami catat hasil-hasil survei memperkaya catatan dan pertimbangan kami untuk menganalisis peta politik ke depan," kata Hermawi.
Elektabilitas Ganjar Terus Naik
Hasil survei teranyar Indikator Politik Indonesia menunjukkan elektabilitas Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto meningkat dalam dua bulan terakhir. Sementara itu, elektabilitas calon presiden atau Capres 2024 usungan Partai NasDem Anies Baswedan mengalami penurunan.
Dari November ke Desember 2022, dukungan terhadap Ganjar meningkat dari 33,9 persen menjadi 35,8 persen dan Prabowo dari 23,9 persen menjadi 26,7 persen. Sementara Anies, dari 32,2 persen menurun jadi 28,3 persen.
“Ganjar dan Prabowo menguat, Anies menurun,” kata kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, Rabu, 4 Januari 2023.
Hasil survei menunjukkan Ganjar konsisten menempati peringkat pertama sejak April 2022. Sementara peringkat kedua dan ketiga nampak dinamis.
Prabowo menempati peringkat kedua tepat di bawah Ganjar hingga Oktober 2022. Capres usungan Gerindra tersebut disalip oleh Anies pada periode Oktober-November. Kini, perbandingan suara Anies dengan Prabowo terbilang tipis, yakni sebesar 1,6 persen.
“Namun secara umum tidak ada calon yang dominan. Artinya peta politik masih sangat terbuka,” kata Burhanuddin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar