Rabu, 15 Februari 2023

JOKOWI 'THE REAL' BAPAK PEMBANGUNAN INDONESIA, SOEHARTO BAPAK PEMBANGUNAN PULAU JAWA

Sejak awal kepemimpinannya, Presiden Joko Widodo memiliki target ambisius dalam hal pembangunan infrastruktur. Bandar udara, pelabuhan, jalan raya, dan infrastruktur lainnya dibangun di berbagai daerah. Pembangunan itu dikebut Jokowi dengan menggenggam prinsip 'kerja, kerja, kerja'.

Bicara pembangunan infrastruktur, Indonesia tentu masih ingat dengan Presiden Suharto bersama rezim pemerintahannya, Orde Baru. Soeharto sampai dijuluki 'Bapak Pembangunan'. Selama 32 tahun jadi orang nomor satu di Orde Baru, Suharto juga banyak mengubah wajah Indonesia.

Mantan Presiden Soeharto adalah sosok yang dikenal dengan orang yang menyebutkan kata ‘daripada’ dalam setiap ucapannya.

Salah satu buku yang menunjukkan hal itu adalah Presiden (daripada) Soeharto: Dulu Dihujat, Kini Dirindukan, ditulis oleh Jonar T.H. Situmorang pada 2016..

Meski demikian, ada beberapa perbedaan antara Jokowi dengan Soeharto yang sama-sama memprioritaskan pembangunan infrastruktur selama menjalankan mandatnya sebagai presiden.

Pengamat politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Adi Prayitno menyatakan ada perbedaan cukup signifikan antara kedua sosok tersebut. Mulai dari merespons kritik yang diarahkan kepada pemerintah, keterbukaan anggaran, sampai pada pembangunan di daerah-daerah selain Pulau Jawa.

Adi menilai, Jokowi berani mengambil keputusan yang sama sekali tidak populis demi mencapai targetnya dalam hal pembangunan. Misalnya, ketika Jokowi mencabut subsidi bahan bakar minyak dan listrik yang kemudian dialihkan untuk kepentingan pembangunan infrastruktur. Keputusan itu tentu menimbulkan kritik dan cemooh dari masyarakat.

"Tetapi Jokowi jalan terus," kata Adi kepada CNNIndonesia.com, Minggu malam (10/9).

Jokowi tidak memberangus para pengkritiknya. Hal itu, tidak seperti apa yang Soeharto lakukan di masa lalu.

Soeharto cenderung tidak bisa dikritik, bahkan antikritik. Adi menjelaskan, Soeharto tidak terlalu suka memberi ruang kepada masyarakat untuk memberi catatan kepada pemerintah.

Jokowi dan Soeharto tetap menjalankan misinya meski ada kritik dan protes. Bedanya, Jokowi jalan terus tanpa mempedulikan pengkritiknya, sementara Soeharto maju terus namun dengan menyingkirkan pengkritiknya.

Pembangunan di Luar Jawa

Keputusan Jokowi membangun banyak infrastruktur di luar Pulau Jawa juga bisa disebut sebagai pembeda antara dirinya dengan Soeharto.

Adi mengatakan, pembangunan di masa Orde Baru cenderung Jawa sentris, khususnya Jakarta sebagai ibu kota negara. Berbeda dengan Jokowi yang membangun banyak infrastruktur di luar Pulau Jawa.

Adi mengatakan, keputusan Jokowi yang serius membangun infrastruktur di Papua contohnya, merupakan langkah luar biasa. Menurut Adi, sikap Jokowi sebagai presiden yang sering mengunjungi dan bahkan bermalam di Papua merupakan kelangkaan tersendiri dalam sejarah Indonesia.

"Dari dulu, warga Indonesia bagian timur itu dianggap warga negara kelas dua. Enggak pernah ditengok, enggak pernah disapa, apalagi dibangun," kata Adi.

Namun di sisi lain, Oxfam Indonesia menyatakan masalah ketimpangan  pun menjadi pekerjaan yang harus dibenahi.

Dalam laporan terakhirnya pada Februari 2017, Oxfam menyatakan pertumbuhan ekonomi selama 10 tahun terakhir, tak diimbangi dengan pembagian pendapatan yang lebih merata.

Kesenjangan antara kaum super kaya dan penduduk lainnya, juga dinilai lebih cepat dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara.

“Jika ketimpangan tidak segera diatasi,” kata Dini Widiastuti, Juru Bicara Oxfam Indonesia khusus terkait laporan ketimpangan, "Maka upaya keras pemerintah menurunkan kemiskinan akan mengalami hambatan dan bisa menyebabkan ketidakstabilan di masyarakat."

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

EXIT POLL LUAR NEGERI! GANJAR MENANG SATU PUTARAN DI AUSTRALIA & AMERIKA

Viral di grup WhatsApp hasil exit poll Pilpres 2024 dimana pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menang. Ha...