Ada hal menarik yang terjadi pada hari Jumat, tanggal 17 Februari. Presiden Jokowi hari ini menghadiri acara peringatan Hari Ulang Tahun ke-50 Partai Persatuan Pembangunan atau PPP. Dalam memberikan kata sambutannya, banyak hal yang disinggung oleh Presiden Jokowi. Salah satunya terkait pemilu 2024. Tentu saja Presiden Jokowi mendoakan kesuksesan PPP dalam Pemilu legislatif. Kemudian Presiden Jokowi bertanya siapa capres yang bakal diusung oleh PPP. Sambil menyebut bahwa para capres/cawapres hadir di acara itu. Lalu beliau menyapa mereka satu persatu. Dari Prabowo, lalu Erick Thohir, Sandiaga Uno dan Mahfud MD. Namun Presiden Jokowi kemudian menyebut bahwa beliau hampir lupa ada AHY juga di sana.
Saya sangat cenderung untuk menganggap bahwa Presiden Jokowi itu bukannya hampir lupa sama AHY. Namun, memang sengaja mau godain AHY. Menyiratkan bahwa AHY itu bukan orang yang sama pentingnya dengan orang-orang yang lebih dulu disapa oleh Presiden Jokowi. Dibandingkan dengan Prabowo, Erick Thohir, Sandiaga Uno, dan Mahfud MD, AHY ini seakan gak ada apa-apanya. Gak selevel dengan mereka itu ya. Iya gak sih?
Sementara AHY ini kan beberapa kali mengeluarkan pernyataan yang merendahkan Presiden Jokowi. Seperti menyebut Presiden Jokowi tinggal gunting pita di proyek-proyek infrastruktur, yang katanya sebelumnya sudah hampir selesai di era SBY. Juga menyebut bahwa rakyat hidup lebih baik di era SBY, sampai rakyat itu katanya rindu sama kepemimpinan SBY dan partai Demokrat. Hingga menyebut bahwa kondisi Indonesia sekarang tidak baik-baik saja. Mungkin Presiden Jokowi sekalian mengingatkan bahwa AHY hanya bisa memuji-muji bapaknya. AHY kan gak bisa menunjukkan prestasinya sendiri. Lah kok mau nyapres?
Oleh sebab itu, Presiden Jokowi menyapa para capres/cawapres yang memang sudah ketahuan kinerjanya. Seperti Prabowo, Erick Thohir, Sandiaga Uno dan Mahfud MD. Beliau tahu dong, kan semuanya menteri-menteri di kabinet presiden hehehe… Dengan menempatkan jeda dan membedakan bahwa AHY hampir terlupakan, itu kan sama dengan menyentil bahwa AHY ini gak jelas kinerjanya, gak jelas pernah ngapain aja buat rakyat, dan gak jelas kerja nyatanya.
Presiden Jokowi itu selalu update lho dengan kejadian-kejadian terkait 2024. Semua manuver-manuver partai dan kelakuan para elit politiknya. Beliau pasti tahu sepak terjang mereka yang disebut-sebut sebagai bakal capres/cawapres 2024. Terlebih bakal koalisi yang katanya akan membawa perubahan di Indonesia. Sementara Presiden Jokowi dan jajarannya kan sudah kerja keras membangun dan menjaga bangsa dan negara ini. Lalu berjuang keras melewati pandemi dan berbagai krisis. Tiba-tiba ada 3 partai yang mengusung bakal capres dengan menawarkan perubahan. Kurang ajar kan itu?
Saya kira Presiden Jokowi juga tahu soal adanya baliho besar dari mantan Ketua Umum partai Demokrat, Anas Urbaningrum, yang sekarang masih menjalani masa hukumannya di penjara. Anas ini dipenjara karena kasus gratifikasi mobil dan korupsi proyek Hambalang. Dengan masa penjara selama 8 tahun. Anas ini diperkirakan akan bebas pada bulan April 2023. Sebentar lagi akan bebas.
Nah, baliho raksasa Anas Urbaningrum ini diletakkan di lokasi yang sangat strategis. Yakni di kawasan Cibubur, yang dekat dengan kediaman SBY, Cikeas. Baliho ini bertuliskan “Tunggu Beta Bale”atau “Tunggu Aku Kembali”. Ini balihonya memang super gede ya.
Di gambar itu kan kelihatan perbandingannya dengan mobil dan motor. Sebesar itu ya. Lebih besar ketimbang baliho AHY yang pernah saya lihat di kawasan Salemba. Kelihatan sekali bahwa baliho ini dibuat dan diposisikan sebagai sebuah ancaman. Buat mereka yang merasa aja. Kalau buat kita sih, ya seru-seru aja hehehe…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar