KOMISI Informasi Pusat menyayangkan pernyataan Prabowo yang kembali menyerang media dengan nada bernuansa ancaman. Pernyataan Prabowo tersebut tidak boleh dianggap remeh dan harus direspon dengan keras juga oleh media.
“Pernyataan Pak Prabowo sangat tidak sesuai dengan semangat kebebasan pers. Yang beliau serang adalah jurnalisme yang selama ini menjadi tumpuan publik dan karena itu perlu juga dilawan, entah dengan cara memboikot tetapi pastinya harus ada gerakan perlawanan dari insan pers terhadap beliau sehingga tidka menjadi kebiasaan,” kata Komisioner Komisi Informasi Pusat Roman Lendong saat ditemui di acara Peringatan World Press Freedom Day 2019 di Jakarta, Jumat (3/5).
Roman menjelaskan kehadiran pers di Indonesia merupakan bentuk kebebasan dan kemerdekaan yang diperjuangkan sejak lama. Pernyataan Prabowo menurut Roman adalah watak otoriter pemimpin warisan orde lama.
“Jika ini dibiarkan terus maka akan sangat berbahaya. Apa yang disampaikan oleh Pak Prabowo adalah ancaman untuk kemerdekaan dan kebebasan untuk kita semua, bukan hanya untuk kebebasan dan kemerdekaan pers,” tegas Roman.
Diketahui bahwa Calon presiden (capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto kembali menyebut media massa ikut berkontribusi merusak demokrasi di Indonesia. Ia memperingatkan media untuk berhati-hati. Pernyataan Prabowo tersebut disampaikan saat memberikan orasi di peringatan May Day 2019 Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Rabu (1/5) lalu.
“Banyak TV ya? Nanti enggak ditayangin. Para media hati-hati kami mencatat kelakuanmu suatu hari," ucap Prabowo di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Rabu (1/5).
Prabowo mengatakan, rakyat bukanlah kambing yang seenaknya diatur penguasa. Menurut dia, suara rakyat adalah suara Tuhan. Prabowo meminta praktik penindasan dihentikan. Ia juga menyebut media ikut merusak demokrasi.
"Kami bukan kambing yang bisa kau atur-atur. Hati-hati kau ya. Suara rakyat adalah suara Tuhan. Cukup sudah penindasan kepada rakyat. Cukup-cukup. Ya itu ada media-media juga, gue salut sama lo masih berani ke sini. Akan tercatat dalam sejarah hey kau media ikut merusak demokrasi di Indonesia," tutur Prabowo.
Prabowo juga mengingatkan kepada penguasa untuk tidak menindas rakyat. Sebab suatu saat rakyat akan mencatat apa yang sudah dilakukan penguasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar