Jelas terlihat bagaimana tindak-tanduk dua pemimpin itu, setelah menyatakan sikapnya. Ganjar tidak seperti Koster yang sembunyi, dan tiba-tiba menutup akses kolom komentar media sosialnya.
Ya sudah hadapi saja, karena sebuah keputusan itu memang ada risikonya, apalagi keputusan yang diambil itu berbau sensitif. Ya, Ganjar menerimanya. Bukan hanya sebagian, tapi semuanya. Mereka yang berada di barisan pencinta sepak bola sejati dan yang baru saja bergabung menjadi pecinta sepak bola pun juga banyak, yang menghampiri lapak koment media sosialnya.
Ia paham, itu bentuk kekecewaan mereka atas pendapat yang ia keluarkan. Tidak sekali ini keputusan Ganjar dihajar, berkali-kali, sebelum ini pun banyak. Hahaha, kepo ya kalian???
Pertama, saat Ganjar menyatakan dengan lantang untuk menolak praktek korupsi dan gratifikasi. Apa dia didiamkan begitu saja oleh para bedebah penguasa negari ini? Tidak, kawan!
Kala itu sebelum memasuki periode kedua menjadi Gubernur Jawa Tengah, dia dihajar atas statemennya itu melalui fitnah kasus korupsi E-KTP yang sama sekali tidak ia lakukan. Ia dirujak habis-habisan juga kala itu, banyak pihak menjebaknya. Tanpa terkecuali orang awam yang berani membuat kesaksian palsu. Tapi, kebenaran menemukan tempatnya.
Alhasil, semua clean and clear, terbukti itu sandungan saja yang menjegalnya agar masyarakat Jateng tidak mempercayainya kembali. Tapi Tuhan menunjukkan semuanya, Ganjar masih dipercaya masyarakat Jateng untuk menjadi kepala dari daerah mereka.
Kedua, jangan lupakan juga bagaimana ketegasannya menolak barisan kaum radikal. Sampai-sampai ia juga dibenci kaum yang menjadi kawan Anies Baswedan dan Prabowo Subianto itu.
Sorry, kalo dua capres itu dapat dukungan dari mereka, Ganjar nggak bakal iri, malah bersyukur nggak perlu susah-susah ngusir mereka. Ketegasan dari Ganjar ini mengundang ocehan yang mengatakan dia melanggar HAM. Tentu saja cuapan itu dibalas Ganjar dengan membalik pertanyaan, “memangnya yang mereka lakukan kepada kita tidak melanggar HAM, bahkan mereka tega membunuh saudaranya lho”.
BOM lho kawan, kita hanya menolak bukan membunuh mereka. Lagi-lagi, Ganjar adalah satu-satunya pemimpin yang lantang menyuruh deretan organisasi radikal itu minggat, go away.
Iya, Ganjar memang kerap dijadikan musuh oleh mereka yang tidak menyukai kebijakan ataupun keputusan yang ia ambil. Bahkan pendapatnya tentang Israel kemarin juga menimbulkan kebencian dari berbagai pihak.
Tapi kawan, ingat Ganjar punya alasan besar atas semua itu, back to basic, semua untuk tuannya, pastinya yang terbaik untuk semuanya.
Pikirku semakin menukik, semakin dia banyak dihajar maka itu yang memperlihatkan kredebelitasnya sebagai pemimpin.
Satu demi satu cobaan berhasil ditangkisnya. Begitu pula saat problem di daerahnya mencuat, dia tidak sembunyi, justru dengan tegas dia mengakui apa yang menjadi kekurangannya.
Dia tidak diam, semua pikir dan tenaga ia kerahkan untuk mencari solusi, demi membereskan segala macam problematika.
Dihajarnya Ganjar bukan sekali ini kok kawan, bagaimana kita menanggapinya saja sebagai pendukung, haters, maupun orang netral. Semua ada posinya sendiri-sendiri. Tapi dari pemaparanku di atas, sampailah pada satu kesimpulan sikapku saat ini untuk “Terus Ganjar, Walau Di Hajar!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar