Ganjar Pranowo terus berupaya untuk menggiatkan berbagai program yang mendukung upaya pengentasan kemiskinan. Salah satunya program pengadaan rumah layak huni bagi masyarakat kurang mampu, misalnya program "Tuku Lemah Oleh Omah".
Data Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Jawa Tengah menunjukkan, sejak awal dilaksanakan tahun 2020 lalu hingga tahun 2022, program ini telah memberikan 639 rumah bagi masyarakat kurang mampu. Rinciannya, 200 unit pada 2020, 186 unit di tahun 2021, dan 253 di tahun 2022. Tahun ini rencananya akan dibangun 615 unit.
"Ternyata beli tanah dapat rumah menjadi program yang menarik dan diminati warga. Maka kita coba menyelesaikan beberapa backlog (daftar permintaan) yang ada terkait rumah kebutuhan rakyat," papar Gubernur saat kunjungan di Jepara, Kamis (30/3/2023).
Turut dijelaskan bahwa dalam program "Tuku Kemah Oleh Omah" tersebut Gubernur mensinergikan beberapa pihak untuk bergotong royong mewujudkan impian warga dalam memiliki hunian pribadi. Salah satu pihak yang ikut membantu adalah bank.
"Ini modelnya menarik, karena bank memberi lebih dulu. Jadi bank yang membiayai, nanti masyarakat kredit ke bank. Ini contoh (sistem) yang masyarakat bisa manfaatkan, dan mudah-mudahan semakin banyak masyarakat bisa mendapat rumah yang lebih bagus," ujarnya berharap.
Dari ratusan masyarakat yang mendapat bantuan dari Program Tuku Lemah Oleh Omah, salah staunya adalah Muhammad Mahin. Guru madrasah diniyah di desa Desa Sidigede Kecamatan Welahan, Jepara, tersebut mendapat bantuan rumah pada tahun 2021.
"Alhamdulillah saya mendapatkan bantuan rumah dari Pemprov atas program Pak Ganjar. Ya, senang dan alhamdulillah," ujar Mahin.
Ia bersyukur atas bantuan yang diterimanya itu. Sebab, sejak berkeluarga hidupnya selalu berpindah-pindah tempat tinggal. "Sejak saya berkeluarga, hidupnya berpindah-pindah. Ya, ikut orangtua, ya ikut mertua," paparnya.
Memiliki rumah sendiri memang sudah menjadi impiannya. Namun, persoalan ekonomi menjadi kendala. Sehari-hari, Mahin berprofesi sebagai guru di Madrasah Diniyah dan buruh tani dengan penghasilan yang pas-pasan. "Kalau sore saya mengajar di Madrasah. Dan, habis itu mengajar mengaji di rumah," tuturnya.
Rumah bantuan yang dibangun menggunakan teknologi Rumah Unggul Sistem Panel Instan (RUSPIN) itu dimanfaatkan Mahin sebagai tempat mengajar anak-anak ilmu agama, terutama membaca Al-Qur’an. Baginya, pengabdiannya sebagai guru mengaji merupakan bentuk rasa syukur atas bantuan rumah yang diterimanya.
"Rumah ini untuk (tempat) mengaji anak-anak. Sekarang ada sekitar 30 anak yang tiap sore mengaji di sini. Alhamdulillah, selain saya tempati bareng keluarga, rumah ini juga bisa buat mengajar mengaji," ungkap Mahin dengan raut bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar