Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan, pemimpin Indonesia mesti melanjutkan program-program yang sudah dijalankan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo. Hasto mengatakan, Jokowi kini melanjutkan pandangan-pandangan Presiden Soekarno dan Presiden Megawati Soekarnoputri dalam membangun Indonesia.
"Pak Jokowi ini sebagai sosok arsitek yang mampu menjabarkan berbagai pandangan-pandangan Bung Karno dan Bu Mega dalam kebijakan pembangunan, ini harus dilanjutkan sebagai satu kesatuan dalam kepemimpinan yang akan datang," kata Hasto dalam program Gaspol! Kompas.com, Rabu (5/4/2023).
Hasto menuturkan, bagi PDI-P, upaya memajukan bangsa Indonesia berkesinambungan atau senapas dengan kepemimpinan Bung Karno yang kemudian dilanjutkan oleh Megawati. Menurut Hasto, hal itu sempat terputus selama 32 tahun berkuasanya Presiden Soeharto yang menurutnya membuat kepemimpinan bangsa Indonesia terpuruk. Memasuki era Reformasi, Megawati sempat menjadi presiden tetapi pembangunan yang berkesinambungan itu kembali terputus pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Terputus 10 tahun oleh pemerintahan Pak SBY yang dulu dianggap populer, dianggap ganteng, tetapi ternyata hanya berdiri di atas popularitas, tidak banyak membuat suatu legacy," kata Hasto.
Oleh karena itu, menurut Hasto, Jokowi kini tengah melakukan pemulihan atau recovery atas persoalan-persoalan yang sebelumnya muncul. Baca juga: Hasto PDI-P Klaim Tak Ada Instruksi Megawati untuk Tolak Israel Ia pun mengeklaim bahwa pemerintahan Jokowi sudah membuat banyak warisan atau legacy melalui pembangunan infrastruktur, revolusi mental, serta visi membangun Indonesia dari pinggiran. Oleh sebab itu, pada sisa masa pemerintahan Jokowi yang kurang dari dua tahun lagi, Hasto merekomendasikan Jokowi untuk melakukan konsolidasi.
"Agar seluruh legacy ini menjadi satu kesatuan narasi sejak Bung Karno, Bu Mega, kemudian dilanjutkan oleh kepemimpinan yang akan datang yang nantinya akan diputuskan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri, jadi ini satu kesinambungan," kata dia.
Hasto tidak ingin kejadian di DKI Jakarta terulang di tingkat nasional karena menurutnya mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak melanjutkan program yang dilakukan dua pendahulunya, Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Hasto menuturkan, pemerintahan Jokowi dan Ahok di Jakarta menghasilkan banyak warisan, seperti pasukan warna-warni hingga membangun Simpang Susun Semanggi tanpa menggunakan anggaran pemerintah daerah.
"Lalu ketika ddiganti Pak Anies, tidak berkesinambungan," ujar Hasto. "Karena Pak Anies berdiri atas dasar pencitraan, sama kayak zaman Pak SBY dulu, bukan atas dasar kinerja atas persoalan-persoalan rakyat di lapangan," ujar dia.
Ia menuding Anies tidak melanjutkan proyek sodetan Sungai Ciliwung, warga Jakarta pun ia sebut kehilangan pasukan warna-warni dan tempat bermain untuk anak.
"Kita kehilangan itu semua, ini baru level jakarta, sehingga urusan pemimpin itu merupakan urusan yang sangat penting karena brtanggung jawab terhadap lebih dari 270 juta rakyat Indonesia," kata Hasto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar