Sebagai bakal calon presiden (bacapres), Ganjar Pranowo mempunyai posisi paling kuat dengan diusung PDIP, dibanding bacapres dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan dan bacapres dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto.
Pengamat politik Hendri Satrio alias Hensat mengatakan posisi Anies Baswedan merupakan yang paling rentan karena bukan kader dari partai politik (parpol), sedangkan Prabowo Subianto berpotensi tidak maju Pilpres 2024 jika tidak didukung Presiden Joko Widodo (Jokowi), sehingga memunculkan isu dua pasangan calon (paslon).
"Sebagai BaCapres @ganjarpranowo paling kuat posisinya dibanding Anies dan Prabowo. Anies ni si paling rentan, bukan orang Parpol," ungkapnya dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Sabtu (7/10).
"Prabowo sekarang kuat tapi belum teruji. Kan, kita belum tau, apakah tanpa dukungan Jokowi, Prabowo akan tetap nyapres? Isu 2 Pasang calon muncul lagi," sambung Hensat.
Sementara itu, dalam simulasi tiga nama survei Indikator Politik Indonesia di Jawa Timur, Ganjar Pranowo menempati posisi paling tinggi, disusul Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
"Pak Ganjar 43,9 persen, Pak Prabowo 33,8 persen, dan Mas Anies 14,4 persen," kata Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat paparan survei yang dikutip dari tayangan YouTube lembaga survei tersebut, Minggu (1/10/2023).
Sedangkan sebanyak 8,0 persen menyatakan tidak memilih atau tidak menjawab.
Melalui hasil survei yang sama, Indikator Politik juga menangkap 64,9 persen pemilih di Jawa Timur merupakan pemilih kuat, yakni kecil atau hampir tidak mungkin mengubah pilihannya.
Jika dirinci, jumlah 64,9 persen tersebut meliputi 38,6 persen pemilih yang kecil kemungkinan berganti pilihan dan 26,3 persen pemilih hampir tidak mungkin mengganti pilihannya.
Sedangkan sebanyak 4,2 responden tidak tahu atau tidak menjawab.
Kendati demikian, dia tak menampik Prabowo dan Anies masih berpeluang meningkatkan elektabilitas di Jawa Timur. Hal itu dikarenakan masih ada 30,9 persen pemilih berpotensi mengubah pilihan, rinciannya 23,1 persen dengan kategori cukup besar kemungkinan dan 7,8 persen sangat besar kemungkinan.
"Jadi sepertiga pemilih Jawa Timur merupakan swing voter, kemudian 64,9 persen merupakan pemilih kuat," ujarnya sebagaimana dilansir Antara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar