Pengamat politik Rocky Gerung membela Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang menolak sungkem dari dua putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep.
Rocky Gerung mengatakan publik tidak menilai Megawati sombong karena tidak mau menerima sungkem Gibran dan Kaesang, karena seharusnya yang sungkem adalah Presiden Jokowi sendiri.
"Saya kira publik tidak lagi menilai itu walaupun diframing macam-macam tapi Ibu Mega merasa yang mesti sungkem itu bapak lu, bukan lu, lu itu," ujarnya dikutip populis.id dari YouTube Rocky Gerung Official, Rabu (15/11).
Lebih lanjut, menurut Rocky tidak masuk akal jika Megawati terima sungkem dari dua ponakan mantan Ketua MK Anwar Usman itu, karena berdasarkan etika kebudayaan yang harus menyapa Jokowi.
"Masa Ibu Mega menerima sungkeman dari ponakan Paman Usman, kan itu enggak masuk akal, jadi dari segi kelas ibu Mega tentu mengerti tata bahasa kebudayaan etikanya yang mesti datang minimal menyapa itu adalah Pak Jokowi bukannya dua bocah ini," ungkapnya.
Seperti diketahui, berdasarkan potongan video yang diunggah akun X @voidotid, terlihat Megawati tidak menerima uluran tangan dari Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep dan bakal cawapres Koalisi Indonesia Maju Gibran Rakabuming Raka.
Video ini merupakan momen Gibran dan Kaesang saat menghampiri Megawati pada penentuan nomor urut capres-cawapres di gedung Komisisi Pemilihan Umum (KPU), Selasa (14/11/2023).
Informasi tambahan, pada Pilpres 2024, nomor urut 1 diisi pasangan Anies-Muhaimin. Pasangan tersebut diusung oleh Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Ummat.
Sedangkan pasangan Prabowo-Gibran yang diusung oleh Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Gelora, Partai Garuda, dan Partai Prima telah mendapatkan nomor urut 2 dari KPU.
Kemudian nomor urut 3 adalah pasangan Ganjar-Mahfud dengan diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar