Selasa, 12 Desember 2023

BERANI TAMPIL DI DEPAN RAKYAT DAN MENAMPUNG SEMUA ASPIRASI SITI ATIKOH CALON IBU NEGARA INDONESIA YANG DINGINKAN RAK

Siti Atikoh menyoroti pentingnya kestabilan harga kebutuhan bahan pokok agar tidak merugikan petani saat harga rendah dan merugikan konsumen saat biaya melambung. Hal itu disampaikan Atikoh setelah blusukan memantau harga kebutuhan pokok di Pasar Rau, Kota Serang, Banten, Senin (11/12/2023). "Ada dua ini, sih, ya, di satu sisi petani senang (ketika harga cabai tinggi), tetapi konsumennya kasihan, cuma harus ada intervensi dari pemerintah ketika harga rendah itu hasil petani bisa ditampung kemudian nanti dikeluarkan ketika harganya itu tinggi," kata Atikoh kepada awak media. Ibunda Alam Ganjar itu kemudian mencontohkan ketidakstabilan harga yang pada akhirnya merugikan pada komoditas bawang merah. "Juga kayak kemarin kaya bawang merah kasihan sekali yang musim sebelumnya bulan September Rp18 ribu, tetapi dijual hanya Rp8 ribu. Jadi, ruginya banyak banget,” katanya.

“Tetapi ketika harga tinggi mereka untung, tetapi konsumennya kasian. Jadi dua duanya harus saling menguntungkan. Kalau harga stabil insyaallah akan menguntungkan juga," sambungnya. Atikoh memulai blusukan di Pasar Rau sekitar pukul 07.50 WIB dan langsung mendatangi para pedagang yang menjajakan dagangan.

Alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) itu misalnya sempat mendatangi pedagang cabai dan berdialog mengetahui harga bahan pokok tersebut. "Ini cabai sekarang harga berapa per kilo?" tanya Atikoh. "Sekarang Rp100 ribu per kilonya, Bu," jawab di pedang cabai. Atikoh lantas mengatakan harga cabai di Pasar Rau berbeda dari tempat lain yang dikunjungi wanita kelahiran Jawa Tengah itu sebelumnya. Menurutnya, harga cabai di sebuah pasar di Yogyakarta yang sedang tinggi mencapai Rp130 ribu per kilogram. "Kemarin (harga) bisa sampai Rp130 ribu per kilo," tuturnya.

Siti Atikoh menyoroti pentingnya kestabilan harga kebutuhan bahan pokok agar tidak merugikan petani saat harga rendah dan merugikan konsumen saat biaya melambung. Hal itu disampaikan Atikoh setelah blusukan memantau harga kebutuhan pokok di Pasar Rau, Kota Serang, Banten, Senin (11/12/2023). "Ada dua ini, sih, ya, di satu sisi petani senang (ketika harga cabai tinggi), tetapi konsumennya kasihan, cuma harus ada intervensi dari pemerintah ketika harga rendah itu hasil petani bisa ditampung kemudian nanti dikeluarkan ketika harganya itu tinggi," kata Atikoh kepada awak media. Ibunda Alam Ganjar itu kemudian mencontohkan ketidakstabilan harga yang pada akhirnya merugikan pada komoditas bawang merah. "Juga kayak kemarin kaya bawang merah kasihan sekali yang musim sebelumnya bulan September Rp18 ribu, tetapi dijual hanya Rp8 ribu. Jadi, ruginya banyak banget,” katanya.

“Tetapi ketika harga tinggi mereka untung, tetapi konsumennya kasian. Jadi dua duanya harus saling menguntungkan. Kalau harga stabil insyaallah akan menguntungkan juga," sambungnya. Atikoh memulai blusukan di Pasar Rau sekitar pukul 07.50 WIB dan langsung mendatangi para pedagang yang menjajakan dagangan.

Alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) itu misalnya sempat mendatangi pedagang cabai dan berdialog mengetahui harga bahan pokok tersebut. "Ini cabai sekarang harga berapa per kilo?" tanya Atikoh. "Sekarang Rp100 ribu per kilonya, Bu," jawab di pedang cabai. Atikoh lantas mengatakan harga cabai di Pasar Rau berbeda dari tempat lain yang dikunjungi wanita kelahiran Jawa Tengah itu sebelumnya. Menurutnya, harga cabai di sebuah pasar di Yogyakarta yang sedang tinggi mencapai Rp130 ribu per kilogram. "Kemarin (harga) bisa sampai Rp130 ribu per kilo," tuturnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

EXIT POLL LUAR NEGERI! GANJAR MENANG SATU PUTARAN DI AUSTRALIA & AMERIKA

Viral di grup WhatsApp hasil exit poll Pilpres 2024 dimana pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menang. Ha...