Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, melakukan kampanye di Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim). Setibanya di Bumi Manuntung itu, Ganjar langsung mengunjungi Pasar Baru Balikpapan.
Ganjar mengunjungi beberapa pedagang dan tukang ojek. Pertama, Ganjar mendatangi sebuah kios sayur-mayur di akses depan pasar tersebut. Di situ, Ganjar sempat berbincang panjang dengan pedagang.
Masuk ke dalam pasar, mantan Gubernur Jawa Tengah itu singgah di sebuah pangkalan ojek. Di situ, Ganjar dicurhati perihal kesulitan mengkses BBM di daerah tersebut.
Tukang ojek bernama Muhammad Rahib menyebut pembatasan pembelian BBM mulai terjadi dalam tiga bulan ke belakang. Mendengar itu, Ganjar lantas heran karena Kota Balikpapan terkenal sebagai kota minyak.
Kemudian, Rahib meminta Ganjar untuk mengatasi masalah kesulitan BBM yang ada jika nantinya terpilih menjadi presiden.
"(Beli) BBM tuh antri pak. Sakjane di sini itu pabrike minyak, lah kok tumbas BBM, tumbas bensin, tumbas Pertalite kok ngantri panjang. Sudah ada mungkin sekitar tiga bulan terakhir ini pak (diberlakukan pembatasan BBM), mohon solusinya," kata Rahib.
"Pernah nggak dari ojek bicara ke wali kota, ke dinas, pernah nggak?" tanya Ganjar.
"Mboten nate, niki pertama kali kulo kepanggeh kali penggede menyampaikan uneg-uneg," jawab Rahib.
Lebih jauh, Rabib mengatakan hanya dapat membeli bensin sebanyak delapan liter per harinya. Hal itu, kata dia, terjadi di berbagai SPBU di Kota Balikpapan.
"Coba nanti saya cek seperti apa kondisinya agar kita bisa carikan solusinya. Saya doakan rezekinya lancar, sehat barokah. Kalau banyak rezeki jangan lupa zakat," ucap Ganjar.
Tak hanya itu, Ganjar kemudian menyambangi kios pembuat tahu dan tempe di pasar itu. Kali ini, Ganjar dicurhati terkait masalah impor kedelai.
"Nanti mudah-mudahan bapak jadi presiden, mohon dikendalikan (harga kedelai) dan importir bisa ditangani pemerintah. Sekarang kan bebas ya importir," ujar pedangang.
"Kenapa harus ditangani pemerintah," tanya Ganjar.
"Ya maksudnya kalau liat harganya, ketinggian. Karena nggak ada batas tingginya (HET)," jawab pedagang.
Setelah blusukan di pasar, Ganjar menyebut persoalan kedelai memang merupakan problem serius yang harus ditangani. Tujuannya, yakni untuk meningkatkan produktivitas pengolahan kedelai di Tanah Air.
"Kedelai kita punya problem yang serius karena memang produktivitas kita kurang. Minimal kalau kita harus melakukan impor ya tidak terlalu banyak. Agar mereka yang membuat tahu tempe bisa mendapatkan perhatian khusus," imbuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar