Ganjar Pranowo dan Mahfud MD banyak menyinggung soal pemerintahan bersih dari korupsi, KKN, dan pemerataan akses pendidikan selama sepekan kampanye di beberapa daerah.
Ganjar dan Mahfud memulai kampanye mereka dari dua lokasi yang berbeda sejak hari pertama pada 28 November lalu. Ganjar memulai dari ujung Timur Indonesia, Merauke, Papua. Sedangkan di hari yang sama, Mahfud terbang ke Sabang, Aceh.
Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud menyebut kampanye keduanya nanti akan bertemu di satu titik pusat. Belum diketahui lokasi yang akan menjadi titik tersebut, entah di Jakarta atau daerah lain.
Dalam sepekan, Ganjar setidaknya telah berkunjung ke empat pulau besar di Indonesia. Mulai dari Papua di hari pertama, lalu ke NTT, NTB, Sulawesi, hingga teranyar Kalimantan. Di sana, dalam dua tiga hari, ia mengunjungi lebih dari dua kabupaten kota dengan acara berbeda.
Umumnya di sejumlah lokasi itu, dia bertemu relawan, hadir di forum akademik dan pemuka agama. Ganjar banyak bicara soal gagasan pemberantasan korupsi, akses kesehatan, pendidikan, dan kesamaan hak kelompok disabilitas.
Dalam kunjungan di Merauke, Papua misalnya, Ganjar menawarkan program satu desa, satu puskesmas dan tenaga kesehatan. Tawaran program itu kerap disampaikan Ganjar dalam beberapa forum resmi sebelumnya.
"Akses kesehatan menjadi begitu penting, yang kita bayangkan satu kampung atau satu desa setidaknya ada satu puskesmas pembantu, fasilitas kesehatan dan dan satu nakes, syukur-syukur satu dokter," kata dia.
Beberapa hari setelahnya di NTT, Ganjar sempat menyinggung soal akses pendidikan dan pembangunan sumber daya manusia (SDM). Mantan Gubernur Jawa Tengah itu kerap mengulang gagasan soal satu keluarga satu sarjana.
Saat bertemu perwakilan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di NTT, Ganjar mencontohkan dirinya sebagai seorang yang lahir dari keluarga biasa.
"Contohnya, saya sendiri, saya dari keluarga biasa-biasa saja. Saya berjuang berjuang, tangga demi tangga, jatuh bangun, dalam sebuah proses yang sangat panjang," ucap Ganjar di Kupang, NTT, Jumat (1/12).
Ganjar juga sering bicara soal pemerintahan yang bersih dari korupsi dan KKN. Masih di lokasi yang sama, NTT, Ganjar bahkan menyebut pemberantas korupsi sebagai visi misi unggulannya dengan Mahfud.
"Pemberantasan korupsi menjadi visi-misi unggulan kami. Korupsi harus disikat habis sampai ke akar-akarnya," kata dia.
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu mengaku percaya diri menghadapi debat pertama pada 12 Desember mendatang yang mengangkat tema soal hukum, HAM, pemberantasan korupsi, dan penguatan demokrasi.
Gagasan pemerintahan bersih juga disampaikan Ganjar beberapa hari setelahnya saat bertemu Tim Pemenangan Daerah mereka di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (4/12). Di hadapan para pendukungnya, dia menegaskan bakal membabat habis berbagai bentuk praktik korupsi.
"Sejak hari ini tidak ada lagi korupsi, tidak ada lagi gratifikasi, tidak lagi sogok menyogok," kata dia.
Sejak diumumkan kali pertama sebagai bakal capres oleh PDIP, Ganjar terus menunjukkan dirinya sebagai orang yang mengaku tak mau bersikap abu-abu. Dalam beberapa kunjungan relawan kala itu, ia lebih sering menggunakan kemeja garis hitam putih.
Menurut Ganjar, kemeja yang ia kenakan sebagai simbol ia memiliki sikap jelas. Motif kemeja itu konon direkomendasi Presiden Jokowi. Namun, belakangan ia menggantinya dengan kemeja hitam usai pencalonan Gibran Rakabuming sebagai cawapres Prabowo Subianto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar