“Apa tujuan kita hidup didunia, Ari?”. Mendengar ada yang mengucap namaku, sontak aku langsung terbangun dari lamunan. Ucapan yang terdengar melengking dikedua telingaku itu rasanya tak asing.
Kedua manikku terbelalak ketika mengetahui sosok dibalik pemecah lamunanku. Namanya Pak Bagus, beliau salah satu guru agama idaman siswa perempuan. Bermodalkan paras tampan, beliau menjadi satu-satunya guru yang sangat digandrungi banyak orang.
Dengan lantang, langsung ku jawab pertanyaan yang sebelumnya dilayangkan kepadaku “membantu sesama manusia, pak”. Mendengar responku, membuat beliau tersenyum manis. Tak lama kemudian, beliau berkata “walaupun dirimu terlihat sangat urakan layaknya preman, dan sering menghuni ruang BP. Tetapi hatimu seperti Hello Kitty.”
Mendengar kalimat tersebut, membuat seisi kelas terkekeh kecil. Namun Pak Bagus kembali meluruskan statement Hello Kitty-nya, “jadi gini maksud saya, Ari itu covernya saja berandalan, namun hati yang dimiliki sangat lucu seperti karakter Hello Kitty. Hati Ari sangat lembut, dan sangat tumpang tindih dari tingkah laku dalam kesehariannya.” tegasnya.
“Lantas apa yang dirimu lakukan untuk membantu sesama?” Pak Bagus kembali melontarkan pertanyaannya padaku. “menyisihkan sedikit uang saku, menggalang dana untuk diberikan pada fakir miskin.” selorohku.
Tak kusangka dari pernyataan yang ku paparkan membuat suasana kelasku hening. Semua mata tertuju tajam padaku, termasuk Pak Bagus. Keheningan tersebut berlangsung beberapa menit, dan kembali mencair ketika guruku berkata, “tindak-tanduk becik (bagus) yang dirimu tampilkan hampir serupa dengan Pak Ganjar, Ri.”
Aku hanya melongo lantaran bingung dengan jawaban guruku. Apa hubungannya aku dengan Gubernur Jateng? “Pak Ganjar good attitude, sedangkan aku hanya seorang siswa nakal.” tandasku. Tak berselang lama, Pak Agus kembali meluruskan acapnya dan menceritakan tentang satu sosok yakni Ganjar Pranowo.
Pemimpin ulung ini telah banyak membawa perubahan yang luar biasa selama memimpin Provinsi Jawa Tengah. Kiprahnya melekat jelas pada beberapa kebijakan yang digencarkannya. Setiap langkah yang ditapaki Ganjar, membuat tatanan birokrasi tersusun rapi dan terlaksana dengan baik.
Kebijakan membantu antar umat manusia pun turut ditorehkan Ganjar dengan beberapa upaya, salah satunya mengumpulkan dana melalui Baznas.
Baznas sebagai wadah yang diciptakan guna melakukan pengelolaan zakat. Badan lembaga ini dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden RI No.8 Tahun 2001. Baznas sendiri bersifat non-struktural, sehingga jika terjadi sesuatu hal yang tak diinginkan, lembaga ini bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri.
Dalam pengelolaan Baznas di Jawa Tengah, Ganjar Pranowo turut andil dalam pengumpulan dana amal tersebut. Partispasi yang Ganjar tuangkan berupa terbitnya Surat Edaran (SE) mengenai pengurangan gaji ASN dalam lingkup Pemprov Jateng sebesar 2,5% perbulan.
Pemotongan gaji ASN yang ditempuh Ganjar bukan semena-mena demi keperluan Baznas, melainkan sebagai upaya pemerintah guna memaksimalkan potensi dana zakat dalam membantu umat serta menjadikan amal jariyah bagi ASN dan warga penyumbang zakat agar terus mengalir tanpa putus.
Hasil pemberlakuan yang Ganjar gaungkan menghasilkan secercah penuh harap bagi Provinsi Jateng. Trik yang dibangun Ganjar membawa peningkatan pesat bagi lembaga Baznas. Jika kita tarik benang kebelakang, pasti akan terpampang jelas awal-mula perolehan dana Baznas yang dahulunya diangka yang sangat kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar